MUI: Luar Biasa Kehidupan Toleransi Antar-Agama di Negara Kita
Penting menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran.
Tetap waspada pada gerakan menyerukan ideologi atau pemahaman transnasional yang biasanya menyelipkan aspek intoleransi.
MUI: Sungguh Luar Biasa Kehidupan Toleransi Antar-Agama di Negara Kita
"Kita lihat fenomena war takjil secara langsung mendorong adanya interaksi antar-masyarakat. Di banyak lingkungan perkantoran pun demikian, difasilitasi berbuka puasa bersama oleh perusahaan walaupun pimpinannya bukan muslim," ujar Zubaidi dalam keterangannya, Minggu (7/4).
Zubaidi pernah diundang menghadiri acara buka puasa bersama diselenggarakan sebuah perusahaan yang dimiliki non-muslim.
"Artinya bahwa di negara kita ini memang sungguh luar biasa kehidupan toleransi antar-agamanya saling menghormati."
kata Zubaidi membagikan kisahnya.
Ia menyebutkan, walaupun bukan Islam, tetangganya ini sangat rajin sekali membersihkan masjid, apalagi di bulan Ramadan yang banyak kegiatan keagamaan.
Selain itu, tetangganya juga aktif menawarkan diri untuk membantu membersihkan masjid jika ingin digunakan untuk salat Jumat.
"Berkaca dari berbagai kejadian yang membuat saya yakin tentang luar biasanya persatuan bangsa ini, kita bisa simpulkan bahwa pada tataran masyarakat umum tidak ada masalah berarti. Tidak ada gesekan ataupun saling curiga, karena masyarakat kita terbiasa untuk hidup saling berdampingan."
jelas Zubaidi.
merdekacom
Demi menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran, ia juga mengimbau untuk tetap waspada pada gerakan menyerukan ideologi atau pemahaman transnasional, yang biasanya menyelipkan aspek intoleransi dalam dakwah agamanya.Selain itu, Zubaidi menerangkan tentang esensi ibadah zakat fitrah dan zakat mal yang biasanya dilakukan di bulan Ramadan. Pada pemanfaatannya, zakat ternyata memiliki aspek kepedulian sangat luas dan tidak dibatasi oleh dinding-dinding keagamaan.
"Lebih jauh lagi, kita juga menjadi lebih siap dalam merajut persaudaraan dengan sesama anak manusia."
tandas Zubaidi.