MUI: Sekembalinya pengikut Gafatar ke keluarga harus kita manusiakan
"Kita sudah meyakini bahwa Musadeq dianggap nabi itu salah karena itu menyimpang."
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah KH Akhamad Daroji menyatakan, sekembalinya sebanyak 1.500 pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke keluarga mereka masing-masing, mereka harus diperlakukan sebagaimana layaknya manusia.
"Mereka itu manusia dan semestinya kita perlakukan mereka sebagai manusia. Bahasa saya mereka itu ingin taubat. Maka akan kita lihat nanti, mereka itu taubatan nasuha atau mereka taubat 'lamisan'. Perlu menghitung waktu mereka untuk menenangkan diri, baru kita sikapi apa sih sikapnya secara manusiawi. Kita bimbing mereka ke jalan yang benarlah," tegas Daroji.
Hal itu dikatakan Darodi kepada merdeka.com Rabu (20/1) malam usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Rumah Dinas Gubernur Jateng, Puri Gedeh Jalan Boediono Nomor 8, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Daroji menjelaskan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berkewajiban untuk mengembalikan dan memanusiakan mereka. Serta menginsafkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar sesuai dengan syariat agama Islam.
"Kita punya negara NKRI, mari, kita punya negara ada Islam mari kita anut ajaran islam sesuai dengan sebenarnya. Jadi tugas kita bagaimana kita kembali ke jalan Islam yang sebenarnya," ungkapnya.
Saat bertemu dengan Ganjar, Daroji sempat berdiskusi apakah upaya deradikalisasi akan dipusatkan pada satu wilayah atau dipecah di beberapa kabupaten/kota.
"Tadi belum diputuskan oleh Pak Gubernur metodenya gimana. Mau dipecah atau jadi satu kesatuan. Kalau satu kesatuan dikhawatirkan di situ malah jadi boomerang untuk menjadi tempat membina (keyakinan Gafatar) kembali. Kita juga masih perlu berkoordinasi dengan Bupati dan Walikota untuk membina kembali mereka. Harus ada kesepakatan soal itu," ungkapnya.
MUI Jateng, ungkap Daroji, berulang kali kepada para pengikut Gafatar sudah menyiarkan dan menyampaikan bahwa Muhammad Musadeq yang dianggap sebagai nbabi itu adalah sesat.
"Kita sudah meyakini bahwa Musadeq dianggap nabi itu salah karena itu menyimpang. Nabi kita yang terakhir itu Muhammad. Mussadeq boleh saja jadi da'I atau mubaliq. Tetapi jika dia mengaku sebagai nabi yang membawa risallah itu adalah salah," terangnya.
Dalam pertemuannya, MUI Jateng dan Ganjar Pranowo juga membahas soal radikalisme yang terjadi di Jateng akibat adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat.
"Kemudian soal radikalisme itu, adalah ada karena kesenjangan ketidakadilan. Lebih-lebih di bidang ekonomi. Sebagai orang yang ekonominya rendah itu sulit bergerak. Berbeda dengan mereka yang sudah seatlle itu. Kemudian yang lain soal politik, budaya dan penguasaan teknologi itu," terangnya.
Lagi-lagi MUI Jateng mengimbau kepada masyarakat, sekembalinya mantan pengikut Gafatar ke masyarakat supaya menerima mereka sama dengan memperlakukan masyarakat yang lain.
"Kita hendaknya sebagai manusia layaknya menerima mereka sebagai manusia yang baik. Mereka kita terima dengan secara manusiawi. Kita katakan saja mereka ingin kembali menjadi orang yang taubat dan baik. Kita harapkan taubatnya itu taubat nashuha sebenarnya. Bukan hanya taubat yang kamuflase," ujarnya.
Pasca-pemulangan ribuan Gafatar ke Jateng-DIY, MUI Jateng bersama Pemprov Jateng akan melakukan pemantauan terhadap perkembangan para mantan pengikut Gafatar.
"Pak Gubernur bersama kita akan secara bersama-sama memantau. Setelah sampai malam ini belum kita ketahui sampai di mana begitu. Tapi insyallah mereka akan kita terima layaknya sebagai manusia. Hanya kita meminta kepada masyarakat supaya mereka jangan dimusuhi terus. Orang dimusuhi akan jadi musuh betul. Kita dekati mereka supaya mereka kembali kepada jalan yang benar," pungkasnya.
Baca juga:
1.529 warga eks pengikut Gafatar mengungsi di Kodam Tanjungpura
Warga minta eks Gafatar tinggalkan Samboja Kukar dalam sepekan
Sempat muncul di Bali, Gafatar sering bakti sosial dan panen raya
Sempat dilaporkan ikut kelompok Gafatar, Dio ditemukan linglung
Sepekan hilang, bocah ini diduga ikut kelompok Gafatar
-
Kapan Gapura Sekar Putih dibangun? Namun, ide ini baru terealisasi setelah penetapan gemeente Mojokerto pada 1911.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang tertulis di sisir gading tertua? Pada sisir itu tertulis kalimat “semoga gading ini membasmi kutu dari rambut dan janggut”.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.