Muktamar NU & Muhammadiyah didesak bahas isu kekerasan perempuan
"Kami berharap NU dan Muhammadiyah aktif bersikap dan mengonsolidasikan sikap anti-diskriminasi," kata Azriana.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengharapkan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur dan Muktamar ke-47 Muhamadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, menghasilkan sikap untuk menghentikan kekerasan pada perempuan.
"Mengingat peran strategisnya, baik memberi pandangan kepada negara maupun membentuk sikap umat dan bangsa, kami harap dalam muktamar kedua organisasi masyarakat keagamaan terbesar di Indonesia ini, dapat memberi prioritas maupun perhatian pada sejumlah isu kekerasan terhadap perempuan," kata Ketua Komnas Perempuan Azriana, Jumat (31/7).
Menurutnya, Komnas Perempuan berharap kepada kedua organisasi Islam terbesar ini antara lain, pertama, membuat penyikapan, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan terutama kekerasan seksual. Hal itu karena menurut mereka dalam kurun waktu 10 tahun, terdapat 93 ribu kasus kekerasan seksual.
Kekerasan seksual ini, terutama menyasar usia remaja dengan 70 persen pelaku adalah orang yang dekat atau dikenal baik oleh korban. Namun, hingga saat ini tindak kekerasan seksual di Indonesia semakin berkembang dan beragam, sementara perangkat hukum yang mengaturnya sangat terbatas.
"Dari 15 jenis kekerasan seksual yang dikenali oleh Komnas Perempuan, baru 3 yang diatur dalam Undang-Undang," ujar Azriana.
Lanjut dia, kedua, turut aktif dalam mencegah lahirnya kebijakan diskriminatif atas nama agama dan moralitas yang menurut Komnas Perempuan, hingga 2014 sudah ada 365 kebijakan yang mengkriminalkan, membatasi mobilitas dan identitas serta mendiskriminasi perempuan maupun minoritas agama.
"Kami berharap NU dan Muhammadiyah aktif bersikap dan mengonsolidasikan sikap anti-diskriminasi, menjaga perdamaian dan kebhinekaan dalam kebijakan lembaga," tutur Azriana.
Maih kata dia, ketiga, memberi prioritas pembelaan dan perlindungan pada perempuan rentan pemiskinan dan kekerasan seperti, buruh migran, pekerja rumah tangga (PRT), korban perdagangan orang dan perempuan yang sebagian di antaranya terancam hukuman mati di dalam maupun di luar negeri.
"Korban perdagangan orang dan kementerian, menurut data Kemlu RI, hingga saat ini mencapai 229 orang," ucap Azriana seperti dilansir Antara.
Masih kata dia, keempat, Komnas Perempuan mengharapkan kedua ormas keagamaan tersebut mengeluarkan pandangan-pandangan keagamaan yang adil dan ramah terhadap perempuan baik ketika memberi pertimbangan negara, penyikapan publik maupun memastikan komitmen dan tauladan para pemimpin-pemimpin agama dalam menghapuskan kekerasan terhadap perempuan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah memandang langkah pro-aktif kedua organisasi masyarakat ini untuk melindungi dan mencegah kekerasan terhadap perempuan, langsung atau tidak langsung akan melindungi warga NU dan Muhammadiyah sendiri.
"Langkah pro-aktif NU dan Muhammadiyah akan melindungi warganya sendiri, di samping warga negara lain yang berharap dapat perlindungan dan dukungan dari kedua organisasi masyarakat yang berpengaruh ini," ujar Yuniyanti.
Dari informasi yang dihimpun, Nahdlatul Ulama akan menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus 2015. Sedangkan Muhammadiyah akan menggelar Muktamar ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan pada 3-7 Agustus 2015.
Baca juga:
Dana belum cair, tim panitia Muktamar Muhammadiyah keteteran
30 tukang pijat tuna netra siaga di Muktamar Muhammadiyah
Surya Paloh berharap Muhammadiyah jadi pelita di tengah gelap
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Di mana Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berada? Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.