Musibah di terowongan PLTA Wampau, 6 pekerja tewas dan 7 luka parah
Dokter yang menangani ketujuhnya menyatakan pemulihan korban tidak mudah dan memerlukan waktu.
13 Pekerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wampu, di Desa Rih Tengah, Kuta Buluh, Karo, Sumatera Utara, tersengat listrik dan terbakar pada Rabu (24/2) malam. Saat kejadian, para pekerja tersebut sedang bertugas di dalam terowongan.
Diduga sengatan tersebut berasal dari api yang menyambar gas di lokasi. Akibat dari kecelakaan kerja itu enam orang tewas dan tujuh mengalami luka bakar yang cukup parah. Tak diketahui asalnya, ada gas yang masuk ke lokasi itu.
Korban tewas diketahui bernama Anto Cibro, Jali Bako, Ruben Manurung, Hendra Sanjaya, Putra dan Hamzah Haz alias Amar. Sementara tujuh korban luka yakni Dam, Panjang, Didit, Hermansyah, M Yunus, Ramadhan, dan Erwin.
"Awalnya diduga karena tersetrum, namun setelah melakukan penyelidikan dan memintai keterangan saksi, korban tewas dan korban luka karena terbakar," kata Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan, Rabu (24/2) malam.
Menurut dokter RS Efarina Etaham di Kabanjahe, Karo, Albert, para korban selamat masih dalam kondisi memprihatinkan. Tiga di antaranya bahkan masih kritis dan masih dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU). Mereka mengalami luka bakar lebih dari 90 persen.
Kondisi empat korban lain juga cukup parah. Mereka mengalami luka bakar 50 persen lebih. Namun keempatnya sudah melewati masa kritis setelah menjalani operasi.
Dokter yang menangani ketujuhnya menyatakan pemulihan korban tidak mudah dan memerlukan waktu.
"Proses pemulihan korban terbilang tidak mudah, karena tingginya efek luka bakar yang dialami masing-masing korban," kata Albert.