NasDem soal ekonomi melambat: Tak boleh salahkan Korut dan Korsel
Dia meminta semua pihak duduk bersama dan mencari solusi. Jangan ada yang membuat gaduh politik.
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui memang tidak hanya Indonesia yang kondisi ekonominya terus menurun. Menurut dia, ekonomi di negara-negara di Asia juga mencapai titik level waspada.
"Ekonomi Asia sedang susah, cegah isu lain yang serius. Saya berharap siaga perang dan ketegangan antara Korut dan Korsel segera berakhir," tulis Ketua Umum Partai Demokrat ini seperti dikutip akun twitternya.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen NasDem Patrice Rio Capella mengatakan, beberapa pihak harus membantu pemerintah dalam mengatasi ancaman krisis ekonomi global di Indonesia. Dia juga menyarankan menteri kabinet kerja tidak boleh membuat kegaduhan yang bisa memperkeruh suasana politik.
"Pertama kita tidak boleh menyalahkan situasi, tidak boleh menyalahkan Korut dan Korsel. Maka stakeholder mari lah duduk bersama pemerintah menyelesaikan masalah ini," kata Patrice di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8).
Menurut dia, jika ekonomi Indonesia melemah akan berdampak para pengusaha dan PHK massal. Oleh sebab itu, pemerintah harus segera menyelesaikan masalah ekonomi.
"Saya dengar ada 15 miliar dollar Yuan China yang bisa dipakai Indonesia, sebenarnya tidak dipakai waktu tahun 2008. Tapi kalau ini di-convert Indonesia akan ketolong," kata dia.
Sebelumnya, SBY juga mengakui memang tidak hanya Indonesia yang kondisi ekonominya terus menurun. Menurut dia, ekonomi di negara-negara di Asia juga mencapai titik level waspada.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Apa penyebab utama devaluasi mata uang Indonesia? Dalam tujuh tahun terakhir, mata uang Indonesia belum mengalami perbaikan yang berarti. Faktor-faktor yang menyebabkan devaluasi mata uang Indonesai di antaranya adalah berkurangnya cadangan devisa. Mengingat Indonesia sangat bergantung pada pasar ekspor, jatuhnya harga komoditas telah semakin menurunkan nilai mata uangnya.
"Ekonomi Asia sedang susah, cegah isu lain yang serius. Saya berharap siaga perang dan ketegangan antara Korut dan Korsel segera berakhir," tulis Ketua Umum Partai Demokrat ini seperti dikutip akun twitternya oleh merdeka.com, Selasa (25/8).
Khusus untuk Indonesia, SBY melihat masyarakat sudah terdampak akibat kondisi ekonomi yang sedang loyo saat ini. Dia berharap pemerintah punya solusi agar rakyat miskin tidak semakin susah.
"Saya amati, untuk Indonesia, masyarakat mulai terdampak. Cegah jangan sampai makin cemas, kehilangan trust dan hidupnya makin susah. Menurut saya, manajemen krisis harus diberlakukan. Jangan underestimate dan jangan terlambat. Apalagi pasar dan pelaku ekonomi mulai cemas," lanjut SBY.
Namun demikian, SBY merasa yakin jika pemerintah punya jalan keluar menangani gejolak ekonomi yang sedang terjadi saat ini. Apalagi menurut SBY, di dalam pemerintah ada orang-orang yang paham tentang ekonomi. Karena itu dia meminta agar pemerintah bekerja solid dan efektif.
"Saat ini, yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas, solusi, kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat serta dukungan semua pihak," kata SBY.
Baca juga:
Ruhut sarankan Jokowi ikuti cara SBY saat atasi krisis 2008
Rupiah melemah, anggota DPR malah sibuk mikirin kasur
Pimpinan DPR soal ancaman krisis: Jangan semua dibebankan ke Jokowi
Soal krisis, PPP bandingkan Jokowi dengan SBY, Gus Dur & Soeharto
Video ini menjelaskan secara sederhana penyebab rupiah loyo
Rupiah tertekan, DPR minta BI naikkan suku bunga acuan
Rupiah anjlok, pengusaha pilih kurangi jam kerja ketimbang PHK