Nasihat Bijak Buat Sukmawati karena Bandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad
Pernyataan putri Presiden Pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri menuai kontroversi. Ia membandingkan sang ayah, Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW.
Pernyataan putri Presiden Pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri menuai kontroversi. Ia membandingkan sang ayah, Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW.
Karena dituduh menistakan agama, Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan oleh seorang perempuan bernama Ratih ke Polda Metro Jaya, Jumat 15 November 2019. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan adanya laporan tersebut.
-
Di mana Fatmawati bertemu dengan Soekarno? Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
-
Bagaimana cara Soeharto menentang perselisihan agama? Saya menentang keras perselisihan agama. Pancasila telah menetapkan dalam sila pertamanya: Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu tidak khusus untuk satu kepercayaan agama.
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
"Ya benar laporan teregister dengan nomor LP/7393/XI/2019/PMJ Ditreskrimum," kata Argo saat dikonfirmasi, Sabtu (16/11/2019).
Pernyataan Sukmawati yang membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW, menuai kritik dari berbagai kalangan. Sukmawati dinilai harusnya bisa menjaga mulutnya agar tak memicu ketersinggungan umat Islam.
Jangan Bikin Gaduh Masyarakat
Pernyataan Sukmawati yang membandingkan sang ayah, Soekarno, dengan Nabi Muhammad SAW menuai kontroversi. Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengatakan, ucapan Sukmawati sangat tidak tepat dan keliru besar. Dia menilai, pernyataan itu tidak kontekstual dan tidak mempunyai manfaat.
"Justru hal itu hanya akan menimbulkan kesalahpahaman dan ketersinggungan di kalangan umat. Terlebih, Bung Karno adalah sosok yang sangat mengagumi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW," kata Helmy dalam keterangannya, Senin (18/11).
"Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW justru menjadi inspirasi besar lahirnya kemerdekaan Indonesia. Karena Nabi mengajarkan Islam sebagai agama pembebasan, dari belenggu kelaparan dan kemiskinan," sambungnya.
Oleh karena itu, ia meminta Sukmawati agar berhati-hati dalam berucap dan ia juga meminta untuk bertabayyun terlebih dahulu untuk mendapatkan sesuatu atau informasi yang lengkap.
"Atas hal ini kita perlu tabayyun untuk mendapatkan secara utuh apa yang dimaksud Ibu Sukmawati. Sebaiknya sebagai tokoh nasional, Sukmawati dapat berhati-hati untuk mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat," ujarnya.
Sukmawati Harus Hati-hati Jaga Lisan
Sementara itu, Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi, mengimbau para tokoh bangsa menjaga lisannya dan menghindari ucapan yang membuat kontraproduktif. Apalagi menyangkut hal agama.
"Tokoh-tokoh masyarakat tokoh-tokoh bangsa agar dalam menyampaikan itu menghindari hal-hal mengandung muatan muatan justru kontraproduktif, muatan muatan itu berkaitan dengan isu agama misalnya," kata Zainut di Istana Wakil Presiden, Senin (18/7).
Kemudian, masyarakat Indonesia juga diimbau untuk hati-hati menempatkan pernyataan Sukmawati. Sebab, masalah tersebut sensitif. "Saya kira ini harus betul betul diminta kepada tokoh-tokoh bangsa ini lebih hati-hati dalam menyampaikan statemennya," sambungnya.
Zainut menilai sah-sah saja bila pernyataan Sukmawati dilaporkan ke polisi. Asal tidak terjadi keributan dalam bernegara.
"Negara kita negara hukum saya kira sah sah saja kalau masyarakat mengadukan hal sebut kepada mekanisme hukum, tapi kita menghimbau supaya tidak terjadi kegaduhan. Tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, tetap menahan diri, silakan proses hukum tetap dilaksanakan," kata Zainut.
Sukmawati Jangan Lontarkan Pernyataan Kontroversi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi meminta Sukmawati Soekarnoputri tidak melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversi, yang akhirnya menimbulkan polemik di masyarakat.
"Kepada Ibu Sukma saya kira bagaimana agar tidak banyak melakukan ucapan-ucapan yang kontroversial lah, yang banyak menimbulkan soal yang sebenarnya tidak perlu itu," kata juru bicara (jubir) Wapres, Masduki Baidlowi, saat ditemui di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
Ini Pidato Lengkap Sukmawati
Ini potongan pidato Sukmawati Soekarnoputri dalam acara 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Teroris' beberapa waktu yang lalu yang menjadi viral. Sukmawati melontarkan pertanyaan terkait siapa yang berjuang di abad 20.
"Sekarang saya mau tanya yang berjuang di abad 20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan, Siapa yang mau menjawab berdiri jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati.
"Di abad 20 yang berjuang untuk kemerdekaan itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Tolong jawab silakan anak-anak muda. Saya mau tahu jawabannya. Ayo jawab enggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, radikalis banyaknya laki-laki ya. Coba kamu berdiri namanya siapa dari mana," sambung Sukmawati.
Kemudian salah satu mahasiswa yang bernama Muhammad Takim Maulana berdiri untuk menjabat pertanyaan dari Sukmawati.
"Bismillahirahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Muhammad Takim Maulana, mahasiswa dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Memang benar pada saat awal ke 20 yang berjuang itu Insinyur Soekarno," kata Takim.
Namun belum selesai berbicara, Sukmawati tampak memotong ucapan mahasiswa tersebut. "Oke, setop. Hanya itu yang Ibu mau tanya, terima kasih," kata Sukmawati.
Sukmawati kemudian meminta mahasiswa lain untuk berdiri dan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.
"Coba siapa lagi yang mau jawab, ini anak-anak muda coba kamu berdiri. Ini adik dari Irian ya, coba berdiri, coba jawab pertanyaan ibu. Di awal abad 20 ibu ulang lagi, siapa yang berjuang untuk kemerdekaan apakah Nabi yang mulia Nabi Muhammad atau insinyur Soekarno?" tanya Sukmawati.
Kemudian ada seorang mahasiswa dari Papua berdiri untuk menjawab, namun mahasiswa tersebut justru menjawab Presiden Soeharto.
"Baik terima kasih atas kesempatannya, kalau menurut saya Pak Soeharto," kata mahasiswa tersebut yang disambut gelak tawa.
Sukmawati yang mendengar pernyataan mahasiswa asal Papua langsung membalas salam merdeka.
"Merdeka sekian terima kasih. Jadi begini saudara-saudara, memangnya kita enggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah hanya selalu yang menjadi suri teladan itu hanya Nabi-nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, yang makin ada, ada revolusi industri," tutup Sukmawati.
(mdk/dan)