Nelayan ini Kira Ribut di Luar Rumah Orang Berkelahi Ternyata Tsunami
Di depan rumahnya persis tanah lapang yang dijadikan pasar malam. Kejadian tsunami terjadi tepat di malam Minggu saat warga tengah asik menikmati keberadaan pasar malam, terutama anak kecil.
Lelaki setengah baya berdiri di pinggiran pantai di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang Banten. Dia berdiri tepat berada di atas rumahnya yang hancur diterjang gelombang tsunami laut Selat Sunda.
Wajahnya terlihat sedikit luka, luka akibat terjatuh hingga tergores, tangan dan kakinya pun demikian. Namun dia terlihat tegar saat menceritakan detik-detik dirinya tergulung ombak sekitar 200 meter.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
Luka di wajah, tangan, dan kakinya tersebut akibat tergulung ombak yang menurut dia datang dengan tiba-tiba. Dia sedang bersama dengan keluarganya di dalam rumah saat air bah menghantam desanya.
Rumahnya berada persis di pinggir pantai. Pintu belakang rumahnya menyatu dengan tanggul yang membatasi lautan dan daratan. Di dalam rumahnya, ada istri, anak dan ibunya yang tengah bersantai sebelum akhirnya tergulung ombak. Ayahnya sedang berada di luar rumah.
Saat tengah bersantai, dia sempat mendengar suara bising di luar rumahnya. "Saya pikir ada orang kelahi (berantem)," ujar dia, Senin (24/12).
"Di depan ada pasar malam soalnya," kata dia. Dia mengaku namanya Azis Semang, pria keturunan Bugis yang berprofesi sebagai nelayan.
Di depan rumahnya persis tanah lapang yang dijadikan pasar malam. Kejadian tsunami terjadi tepat di malam Minggu saat warga tengah asik menikmati keberadaan pasar malam, terutama anak kecil.
"Memang sedang pada kumpul. Sedang ramai orang. Kan malam minggu," kata dia.
Namun rupanya saat dia keluar rumah, air laut setinggi kurang lebih lima meter menghampirinya. Menggulung dirinya, istri, anak, ibu, saudara, dan tetangganya yang lain.
"Tiba-tiba (ombak datang). Saya tergulung sampai sana. Sekitar 200 meter mungkin," kata dia.
Saat berada dalam gulungan air bah, dia mengaku tak memikirkan apapun selain keselamatannya. Dia hanya menggoyang-goyangkan kakinya agar bisa merasakan dataran.
Namun daratan tak terjangkau oleh kakinya. Alhasil, dia terseret sepanjang 200 meter. Meski begitu, dia bersyukur seluruh keluarganya selamat.
"Beruntung saya nelayan, terbiasa di tengah-tengah air lautan. Saya melihat anak saya sedang digendong ibu saya, mereka selamat, hanya luka-luka," kata dia.
Ombak Setinggi Tiang Telepon
Saat air bah tsunami menghampiri kampungnya, Azis sempat melihat ke arah gulungan ombak. Menurut dia, ombak tersebut setinggi lebih dari lima meter. Ombak lebih tinggi dari tiang telepon.
"Ombaknya saya lihat seperti ini," ujar dia sambil memperlihatkan tangannya yang berbentuk seperti ular. "Datangnya cepat banget," dia menambahkan.
Alhasil, dia tergulung air tsunami sampai 200 meter. Badannya penuh dengan luka. Namun tak masalah baginya, yang terpenting dia selamat dari bencana tersebut, termasuk seluruh keluarganya selamat.
Namun ada beberapa tetangganya yang menjadi korban meninggal. Salah satunya yakni pria tua yang tinggal persis di samping rumahnya.
"Kayaknya semua sekitar delapan orang jenazah yang ditemui di sini. Tapi masih banyak kayaknya, soalnya belum benar-benar dievakuasi," kata dia.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
2 Jam Mencari, Korban Tsunami Banten Temukan Mobilnya Tersangkut di Pohon
Ahli Sebut Tsunami Susulan Masih Mungkin Terjadi di Selat Sunda
Terdengar Suara Dentuman Seperti Perang Sebelum Tsunami di Banten
Kisah Para Artis saat Tsunami Banten Menyapu Daratan
Kesaksian Orang-Orang Selamat dari Tsunami Banten