Nelayan Muncar Banyuwangi Kembali Gelar Tradisi Petik Laut
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Yusuf mengatakan tema petik laut yang diangkat pada tahun ini sangat luar biasa. Karena mengingatkan kepada semua orang betapa pentingnya menjaga laut untuk anak cucu.
Mengusung tema Melestarikan Laut Sampai Anak Cucu, warga pesisir Muncar, Banyuwangi kembali menggelar tradisi tahunan petik laut di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Kamis (3/9/2020).
Meski di tengah wabah Covid-19, tradisi yang selalu digelar pada 15 Muharram itu tetap dilaksanakan walaupun secara sederhana.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Yusuf mengatakan tema petik laut yang diangkat pada tahun ini sangat luar biasa. Karena mengingatkan kepada semua orang betapa pentingnya menjaga laut untuk anak cucu.
"Melestarikan laut sampai anak cucu kita ini menurut saya luar biasa, kalau bukan sekarang, kapan lagi kita mulai," ungkap Yusuf.
Yusuf juga mengingatkan warga akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di kehidupan sehari-hari. Pembiasaan new normal harus dilakukan salam kehidupan sehari-hari.
"Sekali lagi kami ingatkan agar selalu memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak," harap Yusuf.
Sementara itu ketua panitia petik laut, Sihat Af Tarjo mengatakan tradisi ini digelar sebagai rasa ungkap syukur nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilimpahkan dalam bentuk hasil tangkapan ikan masyarakat nelayan Muncar.
Nelayan Muncar Kembali Gelar Tradisi Petik Laut ©2020 Merdeka.com
"Ini juga sekaligus memohon berkah dan keselamatan," kata Sihat.
Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan semeriah mungkin, di tahun ini ritual yang dimulai sejak tahun 1901 itu digelar sesederhana mungkin untuk menghindari kerumunan masa yang lebih banyak.
Tradisi ini dilakukan dengan melarung hasil bumi di atas gitik atau replika perahu kecil berukuran lima meter ke tengah samudra.
"Pisang raja ini mempunyai filosofi nelayan seakan-akan menjadi raja lautan ketika melaut, sedangkan kinangan sirih berfilosofi lambang masyarakat yang selalu ingat petuah dan menghormati leluhurnya," tambah Sihat.
(mdk/hhw)