Serunya Tradisi Sedekah Laut di Brebes, Bentuk Rasa Syukur Para Nelayan
Tradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Tradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Serunya Tradisi Sedekah Laut di Brebes, Bentuk Rasa Syukur Para Nelayan
Ribuan warga Desa Pulogading, Kecamatan Bulakamba, Brebes, berbondong-bondong mendatangi tempat pelelangan ikan. Mereka mendatangi acara tradisi sedekah laut.
-
Bagaimana Sedekah Laut Tambaklorok dilakukan? Acara itu digelar secara swadaya di mana para nelayan merogoh kocek sendiri untuk kesuksesan acara tersebut. Hal ini dikarenakan bantuan yang diharapkan dari pemerintah tidak bisa didapatkan. 'Kita sudah mengajukan ke Dinas Pariwisata pada Mei 2023 tidak ada anggaran, dari dinas kota menganggarkan tidak bisa, mau tidak mau tahun 2024 ini harus diadakan. Karena kita nguri-nguri budaya,' kata Suwartono selaku ketua panitia.
-
Kenapa Sedekah Laut Tambaklorok diadakan? Acara tersebut digelar sebagai bentuk rasa syukur para nelayan atas hasil laut yang diperoleh. Selain itu acara tersebut juga sebagai permohonan untuk keberkahan dan keselamatan bagi para nelayan.
-
Apa yang dilakukan di Sedekah Laut Tambaklorok? Acara itu berupa larung sesaji ke tengah laut yang kurang lebih berjarak 25 km dari dermaga nelayan. Para nelayan di Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, biasanya menggelar acara sedekah laut setahun sekali. Acara itu biasanya berupa larung sesaji ke tengah laut yang kurang lebih berjarak 25 km dari dermaga nelayan.
-
Tradisi apa yang unik di Selatpanjang? Tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
-
Siapa yang mengikuti Sedekah Laut Tambaklorok? Acara itu diikuti oleh 500 kapal nelayan dan disaksikan oleh masyarakat setempat.
-
Apa makna dari tradisi nadran bagi nelayan? Selain itu, nadran dalam tradisi budaya juga merupakan bentuk tolak bala dengan memberikan rezeki kepada penguasa laut agar aktivitas mencari ikan dilancarkan dan nelayan diberi keselamatan.
Acara tersebut dimulai dengan arak-arakan yang diiringi aneka kesenian tradisional seperti buroq, kuda lumping, dan tarian tradisional.
Setelah arak-arakan, acara dilanjutkan dengan larung atau membuang sesaji yang berisi kepala kerbau, dua ekor angsa yang masih hidup, serta aneka buah-buahan dan makanan ke tengah laut.
Tokoh masyarakat Kecamatan Bulakamba, Wa’Anto menuturkan, sedekah laut merupakan tradisi bagi masyarakat nelayan di Pantura Brebes. Acara ini digelar setiap tahun dan sudah berlangsung puluhan tahun secara turun-termurun.
“Kegiatan ini memang melingkupi semua aspek. Aspek ekonomi, aspek pariwisata, dan ini juga kegiatan seremonial khususnya di Desa Pulogading yang digelar tiap tahun. Hari ini adalah puncaknya. Harapannya seluruh pegiat ekonomi akan tergerak dengan adanya kegiatan ini,”
ujar Wa'anto, tokoh masyarakat kecamatan Bulakamba.
Sedekah laut merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rejeki berupa tangkapan ikan.
“Mengikuti orang zaman dulu. Sebagai rasa syukur karena setiap tahun mengambil dari laut,” kata Casmidi, salah seorang panitia sedekah laut.
Masyarakat nelayan berharap dengan adanya tradisi sedekah laut mereka akan selalu diberi keselamatan dalam melaut.
Tak hanya di Bulakamba, acara sedekah laut juga menjadi tradisi pada masyarakat di kecamatan lain yang berada di wilayah Brebes antara lain di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Desa Pengadaran Kecamatan Tanjung, serta Desa Prapag Kecamatan Losari.
Dalam perkembangannya, tradisi ini mengalami pergeseran dalam hal tata cara. Tradisi yang sebelumnya merupakan sedekah diubah menjadi pesta laut. Sejumlah hiburan turut mewarnai pesta laut tersebut seperti hiburan musik dangdut dan sejenisnya.