Nestapa murid SD Cijaralawang belajar di kelas bak kandang ayam
Sudah 5 tahun SD Cijaralawang belum mendapat dana bantuan dari pemerintah.
Pemerataan pembangunan sarana pendidikan sepertinya masih terus menjadi PR pemerintah di tiap periodenya. Beberapa sekolah di daerah terpencil masih belum tersentuh dana bantuan sehingga memaksa para murid menjalani pendidikan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Salah satunya bisa ditemukan di wilayah Banten, SDN Cijaralawang 2, di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Kondisi sekolah tersebut jauh dari kata layak. Namun keterbatasan sarana tidak mematahkan semangat siswa-siswi SDN Cijaralawang 2. Canda dan tawa serta kegigihan mereka masih bisa terlihat di raut wajah mereka.
Lalu bagaimana kisah siswa SD yang harus menempuh pendidikan di bawah kondisi sekolah yang memprihatinkan? Berikut kisahnya:
-
Kenapa pantun edukasi penting untuk anak? Pantun edukasi merupakan sarana terbaik untuk mengajarkan kepada anak maupun remaja bahwa belajar adalah hal yang penting.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kapan pantun anak sekolah paling cocok disampaikan? Dengan tema sekolah, pantun anak sekolah yang lucu ini membawa keceriaan di tengah kesibukan mengerjakan tugas dan PR.
-
Siapa yang menjadi madrasah utama bagi anak-anaknya? Setiap ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya.
-
Kenapa penting untuk mengajarkan anak berdoa pulang sekolah? Doa ini tidak hanya sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelancaran aktivitas belajar, tetapi juga sebagai permohonan perlindungan selama perjalanan pulang.
SD Cijaralawang didirikan oleh masyarakat di Kampung Cadas
SD Cijaralawang didirikan atas dasar kesadaran masyarakat setempat yang menginginkan para anak-anak yang ada di Kampung Cadas, bisa bersekolah yang dapat dijangkau. Karena sekolah yang ada di sekitar kampung tersebut berjarak sekitar 2 kilo meter.
"Kasian lihat anak-anak sekolah dengan kondisi kaya gini. Yang merdeka mah negara aja, masyarakat mah belum merdeka, buktinya masih ada yang belajar dengan kondisi sekolah kaya gini," ujar salah satu warga Enjad (55).
Tidak seperti sekolah mewah yang biasa terlihat di kota-kota besar. Sekolah Dasar di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini dibangun dengan kondisi yang memprihatinkan. Jauh dari kokohnya tembok beton dan tidak memiliki sarana yang menunjang.
Kondisi bangunan sekolah bagai kandang ayam
Bagaimana mungkin sekolah yang diketahui milik pemerintah ini justru jauh dari kata layak. Berdasarkan pantauan di lapangan, SD Cijaralawang hanya memiliki 4 ruang kelas berdinding bilik bambu, beratap rumbia dan beralaskan tanah. Sekolah yang di bangun hasil swadaya masyarakat pada 2009 ini setiap hari digunakan oleh 90 siswa untuk beraktivitas.
Sekolah itu tidak bisa digunakan saat hujan karena bocor sebab atapnya dari rumbia. Sejak dibangun secara swadaya oleh masyarakat, para siswa dan guru berharap ada bantuan dari pemerintah setempat. Tapi sayang sampai kini belum ada bantuan datang.
Dana bantuan tak kunjung datang
Sudah 5 tahun sekolah yang didirikan oleh warga setempat ini masih belum tersentuh dana bantuan dari pemerintah. Salah satu guru SD Cijaralawang, Haetami mengungkapkan, hingga kini belum ada perhatian yang diberikan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang ataupun Pemerintah Provinsi Banten untuk pembangunan sekolah negeri milik pemerintah ini.
"Ya ada yang berkunjung untuk melihat, seperti dari UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) sekitar dan dinas terkait, yah tapi gini alhamdulillah sampai sekarang kondisi sekolah masih seperti ini," ujar Haetami.
Haetami juga mengatakan pihaknya sudah mempunyai lahan tanah dari warga untuk membangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk melakukan pembangunan.
"Ada lahan buat bangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk membangunnya," ujarnya.
Para murid harus ngungsi ke dapur bila hujan deras
Sangat memprihatinkan jika melihat kondisi SD Cijaralawang yang malah tampak seperti kandang ayam ini. Mirisnya lagi, para murid harus mengungsi ke dapur rumah milik seorang guru yang tak jauh dari sekolah, bila saat belajar dilanda hujan deras.
"Kalau hujan deras jadi bocor dan becek sekolahnya. Jadi pada ngungsi ke rumah ini (rumah guru). Biasanya belajar di rumah sini kalau lagi hujan deras. Kalau belajar di sini sampai ke dapur-dapur belajarnya," ujar salah seorang guru kelas 6 di SDN Cijaralang 2, Haetami, Rabu (27/8).
Haetami mengatakan sekolah ini mempunyai 90 siswa yang masih aktif dan setiap tahunnya penerimaan siswa terus bertambah bahkan dari anak-anak yang berada di luar kampung Cadas.
"Siswanya sekarang ada 90 orang, bahkan banyak siswa dari Cadas yang sekolah di sini. Karena sekolah yang layak jauh, jadi banyak dari kampung tetangga pada sekolah di sini," ungkap Haetami.
Seluruh siswa berharap bisa belajar dengan nyaman
Dedeh, salah seorang murid mengaku sangat ingin belajar dengan kondisi ruang kelas nyaman. Namun jarak sekolah yang kondisi bangunannya lebih baik lokasinya jauh dari rumahnya.
"Ingin sekolahan yang lebih baik, tapi jauh. Dari rumah sekitar dua kilo meter," kata Dedeh yang merupakan siswa kelas 3 di sekolah tersebut.