'Nyanyian' Nazaruddin sasar Fahri Hamzah
Kemarin, usai menjadi saksi dalam kasus korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Nazaruddin tiba-tiba menyebut nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah terlibat korupsi.
Sejak menjadi tersangka KPK hingga menjadi terpidana, Muhammad Nazaruddin kerap bernyanyi atas kasus korupsi di Republik ini. Akibat 'nyanyiannya' itu, sejumlah politikus menjadi 'korban'.
Sebut saja Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng hingga Setya Novanto. Semuanya harus berurusan dengan KPK dan masuk jeruji besi karena 'nyanyian' Nazaruddin.
-
Bagaimana Muhammad Nezzal ditangkap? Remaja ini ditangkap tiga bulan yang lalu di Kabatiye, yang terkait dengan Jenin di Tepi Barat, dan menjadi "tahanan administratif" selama enam bulan.
-
Apa yang dilakukan Fadil Jaidi bersama Rafathar dan Rayyanza? Fadil Jaidi memandang Rafathar dan Rayyanza seperti adik sendiri, dan momen kebersamaan mereka tak luput dari sorotan penuh kasih netizen.
-
Bagaimana Nadin dan Faishal mengungkap hubungan mereka? Publik kemudian dikejutkan dengan salah satu momen dimana akhirnya Nadin dan Faishal mengunggah momen mesra.
-
Kenapa Fadil Jaidi dekat dengan Rafathar dan Rayyanza? Terlibat dalam proyek bersama Raffi Ahmad dan Nagita Slavina membuat Fadil Jaidi dekat dengan Rafathar dan Rayyanza, menciptakan ikatan keluarga yang kuat.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Di mana Muhammad Nezzal dipenjara? Nezzal, seorang remaja laki-laki Palestina berusia 16 tahun asal Jenin, mengungkap perlakuan buruk yang ia terima di penjara Negev Israel.
Kemarin, usai menjadi saksi dalam kasus korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Nazaruddin tiba-tiba menyebut nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah terlibat korupsi.
Nazar mengklaim memiliki sejumlah bukti terkait dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah. Nazar mengatakan, korupsi itu dilakukan Fahri saat masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR.
"Saya akan segera menyerahkan segera berkas ke KPK tentang korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah ketika dia Wakil Ketua Komisi III," kata Nazar, Senin (19/2).
Tak cuma itu, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini mengaku pernah secara langsung memberi sejumlah uang kepada Fahri terkait tindak pidana korupsi. Dia juga sangat yakin dengan bukti-bukti yang dia miliki bisa membuat Fahri tersangka.
"Insya Allah dengan bukti yang saya serahkan cukup membuat Fahri tersangka. Saya serahkan uangnya, di mana dan berapa angkanya dia menerima beberapa kali," katanya.
Namun demikian, Nazaruddin tak mau menjelaskan tindak pidana korupsi apa yang disebutnya dilakukan Fahri. Nazar hanya bungkam saat dikonfirmasi mengenai hal itu.
Pernyataan Nazaruddin itu mendapat tanggapan dari KPK. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan jika Nazaruddin benar menyerahkan bukti yang disebutkannya, KPK pasti akan mempelajarinya. Meski demikian, dia menyatakan KPK tak ada maksud menantang Nazaruddin.
"Saya tidak menantang-nantang untuk menerima itu. Tetapi kalau memang dia (Nazaruddin) bisa memberikan kita kemudian itu nanti akan dipelajari. Kan enggak boleh suuzon terhadap orang, ya kan? Gitu dong," kata Saut di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Senin (19/2).
Saut menerangkan, KPK mendalami ribuan laporan pertahun, baik berisi laporan tertutup atau laporan terbuka seperti yang akan dilakukan Nazaruddin. Jika bukti cukup, kata Saut, KPK akan langsung melakukan penyelidikan atas laporan tersebut.
"KPK itu jangankan laporan yang terbuka kayak gitu yang tertutup juga banyak, 7 ribu surat pertahun, itu didalami oleh KPK oleh penyidik untuk kemudian kalau itu bukti yang cukup, masuk ke penyelidikan," ujarnya.
"Jadi ada prosesnya. Jadi disebut itu juga tidak serta merta seperti itu. Jangan kan terbuka seperti itu, tertutup juga banyak," sambung Saut.
Fahri Hamzah pun angkat bicara. Fahri menilai Nazaruddin mulai panik karena persekongkolannya dengan KPK mulai terbuka. Fahri mengaku sudah mendengar keterangan-keterangan Nazaruddin dari rekaman. Menurutnya, kalimat yang paling banyak dikatakan Nazaruddin adalah "kita serahkan kepada KPK".
"Kalimat kedua adalah, 'saya paling banyak bantu KPK selama ini' dan berikutnya dia menyampaikan bahwa dia sudah mengatakan begitu banyak nama untuk ditindaklanjuti oleh KPK," kata Fahri dalam pesan singkat kepada merdeka.com, Senin (19/2).
"Nah, di situlah bahwa persekongkolan Nazar dengan KPK sangat mendalam. Oleh sebab itulah maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang disampaikan Nazar itu atas kekecewaannya. Ada dua hal yang bikin dia kecewa, pertama asimilasinya yang tertunda karena bocornya dokumen KPK yang menjamin kalau yang bersangkutan tidak mempunyai kasus. Kedua, bocornya kembali dokumen Pansus Angket yang sekarang telah menjadi lampiran laporan angket tentang ratusan kasus Nazar yang disimpan KPK," jelasnya.
Oleh karena itu, Fahri ingin menyimpulkan bahwa persekongkolan Nazaruddin dengan KPK tersebut telah menjadi problem keamanan nasional. Karena itu, menurutnya, dengan kesimpulan Pansus Angket berakhir, maka Komisi III dan Komisi I DPR harusnya menimbang persoalan ini sebagai persoalan keamanan nasional yang serius.
"Sebab semua peristiwa hukum belakangan ini, terutama penyebutan nama-nama besar termasuk pak SBY dan keluarganya, nampaknya hasil dari satu persekongkolan yang luar biasa yang substansinya hilang," kata Fahri.
Fahri mengatakan hal itulah yang harus dicermati. Fahri menegaskan bakal terus memantau kasus tersebut untuk menuntaskan penanganan kasus persekongkolan yang telah merusak nama baik dan keamanan bangsa.
"Kekacauan yang dilakukan tersebut telah melahirkan keributan yang merusak iklim pembangunan dan demokrasi kita," katanya.
Fahri menyatakan pernyataan Nazaruddin tidak ada hubungannya dengan dirinya. Fahri menegaskan tak pernah memiliki bisnis selama hampir 14 tahun menjadi anggota dan pimpinan DPR.
"Pernyataan Nazar itu tidak ada hubungan dengan saya. Saya enggak pernah ada bisnis di DPR selama hampir 14 tahun menjadi anggota dan pimpinan DPR," kata Fahri.
Fahri menyatakan pernyataan Nazaruddin itu hanyalah pengulangan persekongkolannya dengan KPK yang sudah hampir satu dasawarsa dilakukan.
"Pernyataan Nazar itu hanyalah pengulangan persekongkolan Nazar yang sudah dilakukannya hampir satu dasawarsa ini. Ada ribuan nama yang disebut hanya untuk dibungkam tapi saya tak akan berhenti. Kerusakan akibat Nazar telah nyata. Cukuplah," kata Fahri.
Baca juga:
Fahri Hamzah: Nazaruddin panik karena persekongkolan dengan KPK mulai terbuka
Bantah tudingan Nazaruddin, Fahri Hamzah tegaskan tak punya bisnis
KPK masih analisis surat usulan asimilasi Nazaruddin
Jika Nazaruddin beri bukti, KPK siap pelajari dugaan korupsi Fahri Hamzah
Nazar sebut tak ada keterlibatan Ibas & SBY di kasus e-KTP