Okupansi Hotel di Solo Merangkak Naik Selama New Normal
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Srestho, berharap, angka tersebut terus meningkat setiap bulannya. Dengan catatan, kondisi new normal ini dijalankan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Selain itu juga melihat perkembangan kondisi pandemi ke depan seperti apa.
Seiring diberlakukannya tatanan baru atau new normal, sejumlah hotel yang pernah berhenti beroperasi mulai buka. Bisnis hotel juga mulai merasakan kenaikan okupansi sejak sebulan terakhir.
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Srestho, mengatakan okupansi hotel di Solo meningkat 5-10 persen. Kendati kenaikannya tidak signifikan, namun kondisi ini jauh lebih baik dari beberapa bulan belakangan.
-
Bagaimana cara menikmati wisata Solo? Banyak sekali tempat wisata yang dapat Anda kunjungi ketika datang ke Solo, misalnya seperti berbelanja batik, wisata kuliner, wisata budaya dan juga masih banyak yang bisa dieksplor.
-
Apa yang dirasakan orang setelah melakukan solo traveling? Bepergian keliling dunia sendirian membuatku lebih percaya diri. Aku adalah aku sekarang.
-
Apa saja yang menjadi ciri khas wisata Solo? Kota dengan julukan kota budaya ini menyimpan segudang panorama dan pesona alam yang menakjubkan. Wisata Solo memang sangatlah banyak. Namun ada beberapa yang memang menjadi ikon dan dijamin instagramable.
-
Kenapa Solo menjadi tujuan wisata favorit? Solo terkenal dengan nuansa budaya Jawa yang kental. Hal itulah yang menjadikan kota ini sebagai tujuan destinasi wisata favorit wisatawan lokal hingga mancanegara.
-
Kenapa solo traveling harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup? Sebab, ada banyak pelajaran hidup yang bisa didapatkan dengan melakukan perjalanan sendiri.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
"Sekarang ini tingkat okupansi hotel di Solo dan sekitarnya sebesar 15-17 persen. Sebelumnya hanya 8-12 persen. Juni ini bisnis perhotelan memang mulai menggeliat kembali," ujar Sistho, Jumat (2/7).
Ia berharap, angka tersebut terus meningkat setiap bulannya. Dengan catatan, kondisi new normal ini dijalankan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Selain itu juga melihat perkembangan kondisi pandemi ke depan seperti apa.
Meski berjalan perlahan, dia optimistis peningkatan okupansi pasti terus berjalan. Sehingga diharapkan bisa membuat hotel-hotel yang sempat menutup sementara operasionalnya memutuskan segera membuka kembali pada bulan ini. Sistho menyebut era new normal ini dipandang ada potensi ke arah positif bagi bisnis perhotelan.
"Saya kira pemerintah juga sudah mulai melonggarkan aturan terkait pembatasan kunjungan. Protokol kesehatan juga sudah mulai diterapkan berbagai pihak. Kalau tidak ada drama-drama lagi, seperti gelombang kedua pandemi dan lain sebagainya, saya yakin bisnis perhotelan bisa perlahan bangkit kembali," tandasnya.
Dengan dibukanya kembali hotel-hotel yang sempat tutup, ia juga berharap para karyawan yang dirumahkan akan dipanggil kembali secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan hotel. Semakin cepat recovery perekonomian oleh pemerintah, dikatakannya, semakin cepat pula manajemen hotel kembali memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja.
"Kalau okupansinya naik 5 persen. Maka 5 persen karyawan dimasukkan kembali. Begitu selanjutnya. Sehingga dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan," pungkas dia.
Baca juga:
Mewahnya Hotel Berlapis Emas di Vietnam
Genjot Ekonomi, 480 Hotel di Jabar Gelar Diskon hingga Akhir Agustus
Data BPS: Tingkat Hunian Hotel di Mei 2020 Turun, Tertinggi di Bali
Kota Pekanbaru Juara I Lomba Inovasi Tatanan Normal Baru Kategori Hotel
Terapkan Prosedur Pencegahan Covid-19, PT PP Pastikan Park Hotel Siap Beroperasi
Mengintip Uniknya Properti Airbnb Florida yang Bertema Harry Potter