Ombudsman Banten: Tewasnya tahanan Rutan Serang janggal
Kepala Rutan Serang, Veri Johanes, mengatakan Hendi wafat akibat terjatuh saat mencoba kabur.
Lembaga Pengawas Pelayanan Publik, Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Banten, menyatakan menemukan kejanggalan atas kematian seorang tahanan narkoba di Rumah Tahanan kelas II A Serang, Hendi Subagja, beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikan oleh Ketua Ombudsman perwakilan Banten, Ranthy Pancasasti, saat mendatangi Rutan Serang guna meminta penjelasan kepada Kepala Rutan atas pengaduan pihak keluarga yang mencurigai sebab kematian korban.
Hendi merupakan tahanan kasus narkoba yang berasal dari Dukuh Pinang, Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Ombudsman perwakilan Serang menyatakan memiliki dugaan kematian tidak wajar Hendi. Menurut mereka, hasil otopsi tim forensik Rumah Sakit Umum Daerah Serang menunjukkan ada luka lebam di bagian kepala kiri jenazah.
"Dari hasil otopsi diketahui luka yang dialami korban adalah akibat benda tumpul. Nah ini salah satu yang kami mintai klarifikasi," kata Ranti saat berada di Rutan Serang, Senin (6/1).
Ranti mengungkapkan, pihaknya juga meminta penjelasan terkait penanganan warga binaan yang melakukan kesalahan. Dia juga menelusuri soal tata cara dan prosedur pemberian hukuman terhadap warga binaan yang melanggar aturan internal di rutan.
"Klarifikasi ini paling lambat kami terima jawabannya 14 hari setelah diterima. Kami akan tunggu apa hasilnya," ujar Ranti.
Sementara itu, Kepala Rutan Serang, S.E.G. Veri Johanes, berkeras mengatakan Hendi wafat lantaran terjatuh dari tembok pembatas rutan saat akan melarikan diri. Menurut dia, Hendi yang berstatus sebagai terdakwa kasus narkotika mencoba kabur dengan memanfaatkan kelengahan petugas saat sedang menunaikan Salat Jumat. Dia mengatakan, saat itu Hendy mencoba kabur dengan cara memanjat pagar pembatas blok wanita dan naik dari atap mushala, kemudian menuju ujung bangunan kantor rutan. Tetapi, lanjut dia, saat sudah mencapai tembok pembatas Hendi jatuh dan mengalami patah kaki kiri.
"Keluhannya hanya pada saat itu bokongnya sakit, dan kita sempat tangani oleh dokter dalam di rutan," kata Veri.
Namun, Veri mengatakan, pada sore harinya kondisi Hendi semakin parah. Menurut dia, saat itu dokter menyarankan untuk membawa Hendi ke RSUD Serang.
"Hendi mengalami muntah, kami bawa ke RSUD Serang. Sampai di Unit Gawat Darurat sudah meninggal," ujar Veri.