Operasi Modifikasi Cuaca di Sumsel Terkendala Angin Kencang di Ketinggian 10.000 Kaki
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Selatan menghadapi angin cukup kencang di ketinggian 10.000 kaki. Akibat kendala ini, penerbangan sempat dibatalkan karena penyemaian garam diperkirakan tidak bakal efektif.
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Selatan menghadapi angin cukup kencang di ketinggian 10.000 kaki. Akibat kendala ini, penerbangan sempat dibatalkan karena penyemaian garam diperkirakan tidak bakal efektif.
Koordinator Lapangan Balai Besar TMC Purwadi mengungkapkan, penyemaian garam dibatalkan terjadi pada Senin (21/6). Ketika itu, kecepatan angin di lapisan menengah atau mencapai 10.000 feet mencapai 25 knot. Kondisinya diperparah dengan lapisan awan tinggi yang menghambat penyinaran matahari.
-
Apa bahaya dari cuaca panas di Indonesia? Cuaca panas yang melanda Indonesia, terutama pada awal musim kemarau, membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dari dehidrasi hingga risiko serangan panas (heat stroke), perlu langkah-langkah pencegahan yang tepat.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
"Kedua hambatan tersebut untuk hari Senin kemarin membuat pertumbuhan awan tidak maksimal. Akhirnya, kemarin tidak ada penerbangan," ungkap Purwadi, Selasa (22/6).
Menurut dia, angin kencang di ketinggian muncul sejak beberapa hari terakhir. Namun kecepatan angin sempat tidak signifikan sehingga penerbangan masih dilakukan. Sementara itu, hari ini hambatan itu berangsur menghilang sehingga awan cumulus mulai tumbuh.
"Hari ini kita melakukan kegiatan penyemaian," sebut Purwadi.
Dia menjelaskan, teknis operasi TMC diakui sangat bergantung banyak data dari BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan stasiun pengamat cuaca. Data yang diperlukan di antaranya arah angin, kecepatan angin, curah hujan, kelembaban, tingkat kerawanan permukaan lahan terhadap terjadinya kebakaran, dan data-data penunjang lain.
"Sejak operasi TMC dimulai pada 10 Juni 2021, progres hingga hari ini sudah 11 sorti penerbangan dengan bahan semai 8.800 gram garam," pungkasnya.
Modifikasi cuaca dilakukan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Teknologi yang digunakan diharapkan dapat mengoptimalkan curah hujan sehingga membasahi lahan dan mengurangi titik panas.
(mdk/yan)