Pemprov Jakarta Klaim Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Hujan hingga 67 Persen
Pemprov Jakarta menyiapkan dana Rp4 miliar untuk melakukan rekayasa atau modifikasi cuaca untuk menekan intensitas hujan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta tengah melakukan Operasi modifikasi cuaca (OMC) tahap kedua. OMC dilakukan sebagai upaya mengurangi tingginya curah hujan yang mengguyur Jakarta.
Adapun tahap pertama OMC sudah digelar Pemprov Jakarta pada 7-9 Desember 2024. Upaya itu diklaim berhasil mengurangi hingga 67 persen curah hujan yang akan masuk ke wilayah Jakarta.
"Tahap pertama total kami melakukan tujuh sortie penerbangan penyemaian awan. Hasilnya cukup efektif, mengurangi hingga 67 persen curah hujan yang akan masuk ke wilayah Jakarta," kata Sekretaris Pelaksana BPBD Jakarta, Marulitua Sijabat dalam keterangannya, dikutip Senin (16/12).
Marulitua bilang, tahap kedua OMC telah dimulai sejak Jumat, 13 Desember 2024 di Lapangan Terbang Budiarto sebagai posko operasi. OMC tahap dua bakal berakhir hari ini.
Dia menyatakan, penerapan OMC di Jakarta sepenuhnya disesuaikan dengan hasil pengamatan dan analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Ini merupakan ikhtiar bersama mengamankan Jakarta dari bencana hidrometeorologi. Juga memberikan layanan rasa aman bagi masyarakat di Jakarta untuk beraktivitas," kata dia.
Sebagai informasi, OMC digelar sebagai mitigasi adanya potensi curah hujan yang cukup tinggi di puncak musim penghujan, dari Desember 2024-Januari 2025. Awan dari arah luar yang akan masuk Jakarta menjadi indikator pelaksanaan OMC.
Kucurkan Dana Rp4 Miliar
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menyiapkan dana Rp4 miliar untuk melakukan rekayasa atau modifikasi cuaca untuk menekan intensitas hujan. Rekayasa cuaca digelar dalam dua tahapan hingga akhir Desember 2024.
"Anggarannya yang tersedia di BPBD saat ini kurang lebih sekitar Rp4 miliar. Ini nanti kita akan optimalkan sesuai dengan kebutuhan," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (10/12).
Teguh menyatakan, dalam melakukan rekayasa cuaca, pihaknya bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Wilayah Jakarta diprediksi mengalami cuaca ekstrem sampai akhir 2024.
"Rekayasa cuaca tidak berarti akan menghentikan hujan, tapi paling tidak akan mengurangi intensitas hujan secara signifikan," kata Teguh.