Bisakah Hujan-hujanan Menyebabkan Anak Jadi Sakit?
Anak yang hujan-hujanan diyakini lebih mudah sakit. Benarkah?
Musim hujan sering kali menjadi momen kegembiraan bagi anak-anak, terutama saat mereka bermain hujan-hujanan dengan riang tanpa alas kaki. Namun, kekhawatiran orang tua bahwa aktivitas ini bisa menyebabkan anak sakit kerap muncul. Pertanyaannya, benarkah hujan-hujanan secara langsung dapat membuat anak jatuh sakit?
Dilansir dari Antara, menurut Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama, bermain hujan-hujanan tidak serta merta menyebabkan anak sakit. "Yang membuat anak sakit itu jika imunitasnya turun ya," ujar Ngabila. Ia menjelaskan bahwa penyebab utama penyakit adalah turunnya daya tahan tubuh, sehingga kuman, bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan infeksi.
-
Kenapa anak mudah sakit di musim hujan? Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan. Sebab, di musim hujan penularan infeksi dan penyebaran virus lebih mudah terjadi. Apalagi jika anak memiliki penyakit bawaan, kondisi kesehatannya akan semakin rentan di musim penghujan.
-
Kenapa anak mudah sakit saat hujan? Musim hujan sering kali membawa tantangan kesehatan, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap berbagai penyakit.
-
Kapan musim hujan bisa berdampak buruk pada kesehatan anak? Pergantian musim dari kemarau ke musim hujan sering kali membawa dampak yang signifikan pada kesehatan manusia.
-
Kenapa anak bisa sakit setelah main hujan? Ada anak yang hujan-hujanan lama dengan kondisi tubuh enggak fit, lalu kedinginan. Kondisi tubuhnya drop, jadi batuk pilek. Namun, ada juga yang punya daya tahan tubuh baik dan tetap sehat meski bermain di bawah hujan.
-
Kenapa anak mudah terkena penyakit di musim hujan? Selama musim hujan, anak-anak lebih mudah terpapar penyakit, seperti flu, batuk, demam, dan diare.
-
Penyakit apa yang sering menyerang anak di musim hujan? 'Seperti diare/gastroenteritis (kolera), influenza, demam berdarah, tifus, leptospirosis, hepatitis A, hingga penyakit kulit,' terangnya dilansir dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin (5/2).
Meskipun hujan-hujanan bukanlah penyebab langsung, risiko penyakit tetap ada, terutama jika anak terpapar genangan air atau lingkungan yang kotor. Genangan air hujan dapat menjadi media bagi berbagai mikroorganisme penyebab penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, diare, hepatitis A, leptospirosis, hingga penyakit kulit.
Selain itu, aktivitas tanpa alas kaki saat hujan meningkatkan risiko tertusuk benda tajam, tergigit hewan seperti tikus yang membawa leptospirosis, atau terkontaminasi bakteri dan kuman dari air yang tercemar. Oleh karena itu, Ngabila mengingatkan pentingnya menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Pentingnya Nutrisi dan Kebiasaan Hidup Sehat
Untuk menjaga daya tahan tubuh anak, Ngabila merekomendasikan agar orang tua memastikan anak-anak mendapat asupan nutrisi yang cukup, terutama dari makanan kaya vitamin dan mineral. Buah-buahan seperti jeruk, mangga, dan stroberi kaya akan vitamin C, sementara ikan laut seperti tuna dan salmon menjadi sumber vitamin D3 yang baik.
Selain itu, memperhatikan asupan cairan juga sangat penting untuk mencegah dehidrasi, meskipun cuaca dingin membuat anak-anak cenderung kurang merasa haus. Ngabila menyarankan agar anak-anak dibiasakan minum air putih secara teratur tanpa perlu menunggu haus, seperti sebelum dan setelah beribadah.
Bagi balita, tablet penambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat juga dianjurkan untuk mencegah anemia. Kebiasaan hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain, juga menjadi langkah preventif yang efektif untuk mencegah penyakit.
Deteksi Dini dan Penanganan Cepat
Jika anak menunjukkan gejala seperti demam, batuk, pilek, atau muntah-muntah, orang tua perlu segera memberikan perhatian lebih. Ngabila menyarankan agar anak dibawa ke fasilitas kesehatan jika kondisi tidak membaik dalam dua hingga tiga hari meskipun telah diobati di rumah. "Apabila penyakit sudah diobati selama dua sampai tiga hari di rumah dan telah melakukan deteksi dini tapi kondisi tidak membaik, segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat," tegasnya.
Hujan-hujanan tidak otomatis membuat anak sakit, tetapi risiko penyakit dapat meningkat jika anak tidak dijaga dengan baik, terutama terkait kebersihan dan nutrisi. Orang tua diharapkan tetap waspada dan mendukung anak-anak untuk tetap sehat di musim hujan dengan memastikan lingkungan aman dan pola hidup yang sehat.