Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Pertimbangkan WFH bagi Pekerja di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan pemberlakuan kebijakan Work From Home (WFH) untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengungkapkan kemungkinan pemberlakuan kebijakan Work From Home (WFH) untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir, terutama jika banjir terjadi pada hari kerja.
"Andai kata memang banjirnya misalnya terjadi banjir terjadi di hari weekday, kami juga mungkin akan mempertimbangkan, mengeluarkan atau menerbitkan kebijakan work from home," kata Teguh di Kemenko PMK, Jakarta (10/12). Demikian dilansir Antara.
Menurut dia, pertimbangan WFH akan diberlakukan bagi siswa sekolah hingga aparatur sipil negara (ASN). Namun tidak menutup kemungkinan bagi kementerian/lembaga lainnya.
"Syukur-syukur juga bisa di Kementerian Lembaga, karena banjir di weekday risikonya, dampaknya berbeda dengan banjir di saat weekend," kata dia.
Teguh menjelaskan dalam beberapa hari terakhir Pemerintah Provinsi DKI telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca dengan melibatkan satu pesawat jenis Britten Norman PN2T, yang dapat menyemai sekitar 3.200 kg bahan modifikasi cuaca setiap harinya.
Operasi ini dilakukan dengan anggaran rutin dari BPBD DKI dan dilaksanakan dengan koordinasi dari BNPB untuk langkah selanjutnya.
"Namun demikian kami tentu saja sangat membutuhkan lembaga yang lain, khususnya BNPB untuk sama-sama melakukan rekayasa cuaca tahap berikutnya," kata dia.
Langkah Pemprov Hadapi Cuaca Ekstrem
elain upaya modifikasi cuaca, Teguh juga menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap menghadapi potensi banjir dengan berbagai langkah antisipasi, termasuk edukasi dan imbauan bagi masyarakat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memantau potensi cuaca ekstrem dan berkomitmen untuk melaksanakan langkah-langkah antisipasi yang optimal untuk mengurangi dampak dari cuaca buruk.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024 seiring dengan terus meningkatkan curah hujan di wilayah Jabodetabek.
"Akan berlanjut tanggal 15 terutama yang perlu diwaspadai, menjelang tanggal 15 itu akan meningkat secara bertahap, kemudian puncaknya itu sekitar tanggal 15 bisa mencapai 100 mm per hari hujannya, sehingga perlu diwaspadai," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.