'Orang yang Frustrasi dan Merasa Berdosa Lebih Mudah Direkrut Jadi Teroris'
Jaringan teroris akan dengan mudah merekrut orang-orang yang terlihat frustrasi dan depresi, serta anak dari keluarga broken home.
Mantan Ketua Jamaah Islamiah (JI) Wilayah Timur, Nasir Abas mengungkapkan, orang yang frustrasi dengan masalah hidupnya di dunia akan lebih mudah dipengaruhi paham radikal. Jaringan teroris akan dengan mudah merekrut orang-orang yang terlihat frustrasi dan depresi, serta anak dari keluarga broken home. Orang-orang itulah yang nantinya ditargetkan menjadi eksekutor atau pelaku bom bunuh diri.
"Ketika dia sudah frustrasi dunia atau yang broken home, itu lebih cepat merekrutnya," kata Nasir dalam diskusi virtual Terorisme yang diselenggarakan oleh Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Pengamat terorisme yang pernah menjadi bagian dari jaringan terorisme itu secara terang-terangan membeberkan seperti apa ajakan para perekrut itu.
"Biasanya perekrut itu akan bilang, ya sudahlah (kalau kamu capek) kalau kamu masuk surga, kamu bisa ajak bapak-ibumu bersatu di Surga," kata Nasir mengikuti ucapan para perekrut jaringan terorisme.
Bukan hanya orang-orang yang merasa frustrasi saja, orang yang merasa bahwa dirinya memiliki banyak dosa pun akan mudah untuk direkrut menjadi pelaku bom bunuh diri. Sehingga, kata dia, moment di mana orang-orang yang banyak melakukan kesalahan dalam hidupnya dan ingin bertaubat merupakan moment yang paling tepat untuk menyebarkan paham radikalisme.
"Lalu orang-orang yang merasa banyak dosa. Salah satu pelaku bom bunuh diri Bali itu preman dari Serang. Dia merasa banyak dosa. 'Dosamu bisa diampuni kalau kamu mati syahid'. Ya bahasa (perekrut) begitu lah," ujarnya.
Selama ini, yang biasanya menjadi eksekutor atau pelaku bom bunuh diri, kata Nasir, kebanyakan orang-orang dengan kriteria yang ia sebutkan di atas. Sementara itu, untuk para anggota jemaah jaringan terorisme yang sangat kaya, mereka tidak akan dijadikan eksekutor, namun akan terus diberikan pemahaman agar tetap menjadi donatur tetap.
Uang dari para donatur tetap itu diperuntukkan membeli segala kebutuhan mulai dari bahan pembuat bom, dan sebagainya.
Sehingga, kata Nasir, faktor ekonomi dan pendidikan bukanlah satu-satunya faktor seseorang bisa terpapar paham radikal dan mengikuti jaringan terorisme.
"Faktor ekonomi itu hanya faktor tambahan. Kalau dia kaya dan dia setuju dengan pemahaman ini, dia akan diarahkan terus supaya infak yang banyak. Kalau dia broken home, dia bagus jadi eksekutor atau jadi pengantin lah istilahnya," ujarnya.
Dia kembali menegaskan bahwa saat ini, penyebaran paham radikal bukan hanya disebarkan kepada orang-orang dengan kategori ekonomi kelas menengah atau kelas bawah saja. Apalagi saat ini, kata dia, penyebaran paham radikal itu sangat marak dilakukan di ranah digital.
"Mereka ibarat tebar jaring, jaring yang ditebar yaitu paham. dari paham yang disebarkan. Misalnya ternyata orang yang tertarik itu seorang insinyur, nah kita arahkan dulu (supaya jadi donatur)," pungkasnya.
Baca juga:
Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman
CEK FAKTA: Hoaks Dua Surat Wasiat Teroris Makassar dan Mabes Polri Rekayasa
Mantan Pengurus Jelaskan Tugas Divisi Jihad FPI, Tak Terkait Aksi Terorisme
Polda Jateng Tangkap 6 Terduga Teroris Pascateror Mabes Polri & Gereja Makassar
Polri Sebut Penjual Senjata ke Penyerang Mabes Polri Eks Napi Teroris
Syam Organizer Tak Tercatat Sebagai Lembaga Amal Zakat di Kemenag Yogyakarta