Orangutan Albino dari Kalimantan Tengah diberi nama Alba
Jamartin menerangkan, pemberian nama itu, bukan tanpa makna. Dalam bahasa latin, nama Alba berarti putih. Sedangkan dalam bahasa Spanyol, berarti fajar.
Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) Albino asal Kapuas, Kalimantan Tengah, akhirnya hari ini diberi nama Alba. Pemberian nama itu, merupakan seleksi dari 3.845 usulan nama dari netizen, yang diterima Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS).
"Yayasan BOS dengan berbahagia, memutuskan memberi nama orangutan cantik berusia 5 tahun ini dengan nama Alba," kata CEO Yayasan BOS Jamarthin Sihite, dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com, Senin (15/5) malam.
Jamartin menerangkan, pemberian nama itu, bukan tanpa makna. Dalam bahasa latin, nama Alba berarti putih. Sedangkan dalam bahasa Spanyol, berarti fajar.
Yayasan BOS berharap Orangutan Albino ini adalah fajar baru penuh harapan akan merekah bagi spesies yang sangat berharga itu.
"Usulan nama itu, dikirimkan dari berbagai penjuru dunia melalui media sosial kami dan juga melalui email yang dikirimkan kepada kami," ujar Jamartin.
Dalam 2 pekan ini, kondisinya terus berangsur membaik, setelah berat badannya bertambah menjadi 12,7 kg dari sebelumnya hanya 8,3 kg.
"Mengingat kondisi langka dan uniknya, yayasan BOS sekarang tengah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, mengenai fenomena albinisme di keluarga kera besar sebelum menentukan tindakan terbaik baginya sendiri," jelas Jamartin.
"Kami, tidak bisa begitu saja, menempatkannya di hutan atau di suaka, tanpa mempertimbangkan semua kemungkinan terlebih dulu. Sejauh ini, kami masih belum menemukan contoh dan perbandingan dari Orangutan Albino lainnya," terangnya.
Sementara, juru bicara Yayasan BOS Nyaru Menteng Monterado Fridman menambahkan, di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Alba memang terus mendapatkan perawatan lengkap dan intensif.
"Yayasan BOS selalu menempatkan aspek kesejahteraan satwa, sebagai prioritas bagi para orangutan yang direhabilitasi, terutama dengan kondisi sekhusus Alba," kata Fridman.
"Bagi kami, juga bagi semua masyarakat tanpa terkecuali, orangutan ini adalah satwa langka yang sangat berharga. Dan memang, semoga dia menjadi fajar baru yang akan datang," tambahnya.
Diketahui, Orangutan Albino diselamatkan di Desa Tanggirang, Kapuas, Kalimantan Tengah, 29 April 2017 lalu. Dia sebelumnya sempat ditangkap warga, lantaran terlihat berjalan dengan lemah di sekitar ladang warga. Kuat dugaan, dia sebelumnya dipisahkan dari induknya.
Temuan Albino ini menjadi sangat langka, lantaran sebelumnya hanya mendengar cerita orangtua adanya orangutan berambut dan kulit putih. Hingga 14 hari dirawat, kesehatannya terus membaik, dan tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, melainkan dunia internasional melalui pemberitaan media di berbagai negara.
Baca juga:
Dua pria diciduk jual kulit harimau Sumatera & bawa tulang belulang
Tingkah lucu orangutan albino di Kalteng usai dua pekan dirawat
Wanita di Riau ini berkelahi dengan buaya di dasar sungai
Tak kunjung direlokasi, buaya di Kutai Timur diduga dimakan warga
Pengiriman kepiting telur ilegal ke Bali digagalkan
Macan Dahan langka di Padang mati akibat tak makan berhari-hari
Petani asal Muara Enim jual belasan kulit & tulang satwa dilindungi
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Bagaimana Orang utan Tapanuli berbeda dari Orang utan Sumatra dan Kalimantan? Menurut penelitian, Orang utan Tapanuli berbeda dengan dua jenis lainnya, yaitu Orang utan Sumatra dan Orang utan Kalimantan dilihat dari perkembangan genetiknya.
-
Di mana Orang utan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.