Otak pelaku penipuan pegawai Bawaslu DKI tak tamat SD
Khairuddin menyampaikan dalam melakukan aksinya, pelaku rata-rata menggunakan ponsel jadul atau bukan ponsel pintar. Tujuan menggunakan ponsel jadul untuk menghindari kejaran polisi dan menghilangkan barang bukti.
AZ (20), pemuda pelaku penipuan dan pembobolan rekening pegawai Bawaslu DKI Jakarta, Andi Maulana merupakan otak dari penipuan tersebut. AZ berkomplot bersama dua orang lainnya yang saat ini masih diburu polisi.
AZ belum lama ini ditangkap Subdit Cyber Crime Diskrimsus Polda Metro Jaya di Lebung Gajah, Sumatera Selatan. Kanit III Subdit Cyber Crime Diskrimsus Polda Metro Jaya, Kompol Khairuddin menyampaikan AZ telah delapan bulan melaksanakan aksinya. Ia melakukan pembobolan uang nasabah bank baik melalui kartu debit maupun kartu kredit.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu "Cembengan"? Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
Khairuddin menyebut AZ tak memiliki pekerjaan tetap. "Dia tidak tamat SD. Jadi mereka belajar secara otodidak," ujarnya saat rilis kasus di Gedung Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kamis (22/3).
Dalam melaksanakan aksinya, pelaku menghubungi nasabah bank dan mengaku sebagai karyawan bank bersangkutan. Saat menghubungi korban, pelaku mengajukan beberapa pertanyaan dengan pilihan jawaban 'benar' atau 'tidak benar'. Dari sana, pelaku mendapatkan kode OTP (One Time Password) yang dimasukkan ke aplikasi pembelian pulsa atau belanja online.
"Mereka rata-rata ambil pulsa sebanyak-banyaknya dan memasukkan ke HP-nya dan jual ke masyarakat dan teman-temannya. Uang itu digunakan untuk foya-foya dan gunakan untuk keperluannya," jelasnya.
Khairuddin menyampaikan dalam melakukan aksinya, pelaku rata-rata menggunakan ponsel jadul atau bukan ponsel pintar. Tujuan menggunakan ponsel jadul untuk menghindari kejaran polisi dan menghilangkan barang bukti.
"Tapi kita bisa dalami dan ungkap kasus ini. Kita akan dalami lagi terhadap peran-peran yang lain," ujarnya. Ponsel jadul ini ditambahkan Khairuddin juga tetap bisa terdeteksi tim siber.
Sebagai otak pelaku penipuan, AZ berperan menelepon nasabah dan mengaku sebagai petugas pusat layanan panggilan (call center) bank. Polisi juga mendalami apakah ada kelompok lain yang mengorganisir AZ dan pelaku lainnya.
Baca juga:
Pelaku pengurasan rekening pegawai Bawaslu DKI ditangkap
Warga diimbau waspadai modus penipuan atas nama pegawai bank
Bobol kartu kredit warga asing, 3 penghuni 'Kolam Tuyul' dibekuk Polda Jatim
Mantan pengurus masjid di Tangsel berulang kali bobol kotak amal
Jadi target skimmer, Polda Yogyakarta buka posko aduan bagi nasabah