Pakar Nilai Covid-19 Naik karena Arcturus, Minta Vaksinasi Digalakkan Lagi
Pakar ilmu kesehatan yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kenaikan Covid-19 ini dipicu subvarian Omicron XBB.1.1 atau Arcturus.
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Pakar ilmu kesehatan yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kenaikan ini dipicu subvarian Omicron XBB.1.1 atau Arcturus.
"Saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang dipengaruhi Subvarian Arcturus,” kata Tjandra dikutip Sabtu (29/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dia mendorong pemerintah kembali menggalakkan pelaksanaan vaksinasi lengkap dan booster pertama sampai kedua. Vaksinasi dinilai bisa mengurangi risiko sakit berat bagi masyarakat yang terpapar Covid-19.
“Harus kembali menggalakkan vaksinasi booster kedua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi," ujarnya.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengatakan, sebelum Lebaran Idulfitri 2023, beberapa kali kasus menyentuh angka 1.000. Sementara saat Lebaran, data kasus sempat menurun, diduga akibat pemeriksaan Covid-19 juga berkurang. Namun setelah itu, kasus kembali di atas 1.000.
Tetap Pakai Masker
Tjandra berbicara kondisi Covid-19 di sejumlah negara seperti India dan Singapura. Menurutnya, Covid-19 di negara tersebut juga meningkat karena subvarian Arcturus.
Dia mengatakan, pakar University of Tokyo menyebut Arcturus lebih menular 1,17 sampai 1,27 kali dari varian yang ada sebelumnya, Kraken. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid untuk lebih hati-hati.
"Pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan, melakukan vaksinasi booster," katanya.
Tjandra juga meminta jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) ditingkatkan sehingga bisa diketahui pola varian yang ada. Termasuk mendeteksi ada tidaknya varian baru.
Secara terpisah, Epidemiolog dari Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo pun meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Di tempat umum yang ramai, tempat ibadah, dan transportasi umum, tetap pakai masker.
"Kemudian lengkapi vaksinasi kita, terutama untuk usia 18 tahun ke atas dengan booster, paling tidak booster pertama. Kalau kita sudah booster pertama, dan sudah waktunya booster kedua, ya kita vaksinasi booster kedua," ujarnya.
(mdk/tin)