Pakar: Rekam Jejak Potracking Teruji Melakukan Metode Survei dengan Baik
Poltracking Indonesia belakangan ini menjadi sorotan usai memutuskan keluar dari Persepi.
Poltracking Indonesia belakangan ini menjadi sorotan usai memutuskan keluar dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Keputusan itu setelah Poltracking dijatuhi sanksi buntut hasil surveinya yang unggulkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta 2024.
- Poltracking Pakai Verifikasi Data 5 Lapis Saat Survei, Ini Daftarnya
- Poltracking Jelaskan Proses Survei Pilkada Jakarta, Tegaskan Bukan Konsultan Salah Satu Kandidat
- Survei Pilpres Poltracking, Ini Lumbung Suara Anies dan Ganjar di Jatim yang Dikuasai Prabowo
- Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan Jokowi Naik, Kabar Baik Bagi Prabowo-Gibran
Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, Poltracking telah membuktikan diri sebagai lembaga survei paling akurat di tanah air. Konsistensi dan ketepatan prediksinya dari Pemilu 2014 hingga Pemilu 2024 menunjukkan keunggulan metodologi dan integritas data yang tak terbantahkan.
Prestasi ini mengukuhkan posisi Poltracking sebagai tolok ukur lembaga survei politik nasional paling akurat.
"Saya masih ingat Hanta Yuda pernah membuat satu pernyataan ketika dia melakukan quick count dan Poltracking Institute itu yang paling mendekati hasil dari pemilu 2014,” kata Ikrar Nusa Bhakti, Kamis (7/11).
Dia menyebut, Poltracking menjadi lembaga survei yang paling jernih dalam melihat kontestasi demokrasi. Ikrar menambahkan, Poltracking membuktikan kredibilitas sebagai lembaga survei yang mampu mempertanggung jawabkan data secara akurat.
"Jadi yang saya katakan di sini berarti dia melakukan, Poltracking pada saat itu melakukan dengan benar-benar sangat baik, khususnya ketika setelah polling itu terjadi,” jelasnya.
Akurasi Poltracking Indonesia tidak berhenti di tahun 2014. Pada Pilpres 2019, lembaga ini kembali menunjukkan tajinya dengan merilis hasil survei yang paling mendekati hasil resmi KPU RI. Survei yang dilakukan pada 1-8 April 2019 menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,5 persen dan Prabowo-Sandiaga 45,5 persen.
Keakuratan ini dicapai berkat metode canggih yang diterapkan Poltracking. Survei dilakukan menggunakan model prediktif yang menghasilkan nilai probabilitas, digunakan untuk memprediksi arah pemilih yang belum menentukan pilihan. Metode ini menunjukkan keunggulan Poltracking dalam mengelola data undecided voters.
Komitmen Poltracking terhadap akurasi dan keterwakilan data terbukti melalui metode multistage random sampling yang diterapkan. Dengan sampel sebanyak 2.000 responden dan margin of error ±2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, Poltracking menunjukkan standar tinggi dalam pengumpulan dan analisis data.
Prestasi Poltracking terlihat pada Pilpres 2024 terus berlanjut, di mana lembaga ini menempati posisi teratas dalam perbandingan hasil quick count dengan rekapitulasi KPU dari seluruh lembaga survei yang tergabung dalam Persepi. Poltracking menunjukkan keunggulannya dengan menggunakan sampel hingga 3.000 TPS di seluruh wilayah Indonesia, jauh melebihi standar lembaga survei lainnya.
Hasil quick count Poltracking untuk Pilpres 2024 menunjukkan akurasi luar biasa. Dengan data masuk 100%, prediksi Poltracking hanya berselisih rata-rata 0,12% dari hasil resmi KPU. Ini menunjukkan tingkat presisi yang belum pernah tercapai sebelumnya dalam sejarah survei politik Indonesia.
Keberhasilan Poltracking tidak hanya terletak pada angka-angka, tetapi juga pada kepercayaan publik yang terus meningkat. Konsistensi akurasi dari pemilu ke pemilu telah mengubah skeptisisme masyarakat menjadi keyakinan terhadap integritas dan profesionalisme Poltracking.