Palembang Dilanda Banjir Terparah Sejak 15 Tahun Lalu
Palembang Dilanda Banjir Terparah Sejak 15 Tahun Lalu. Menurut Humas Kantor Basarnas Palembang Rio Taufan, ketinggian air mulai setengah meter hingga dua meter meter. Banyak warga yang dievakuasi lantaran rumahnya tak bisa ditempati untuk sementara.
Palembang dilanda banjir akibat diguyur hujan lebat selama sembilan jam. Banjir kali ini paling parah sejak 15 tahun lalu.
Hujan mengguyur kota itu sejak Senin (12/11) malam hingga Selasa (13/11) pagi. Informasinya, ada 30-an kawasan yang digenangi air hingga merendam rumah warga.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Kapan banjir terjadi di Kota Padang? Hujan deras melanda sebagian besar kawasan Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Kawasan-kawasan itu diantaranya sepanjang Jalan Sudirman dari Bundaran Air Mancur hingga Simpang Polda, sepanjang Jalan Kolonel Haji Barlian hingga Simpang Tanjung Api-api, kawasan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Timur I, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Angkatan 45, Poligon, dan Kenten.
Kemudian, kawasan Sekip, Rajawali, Bangau, M Isa, Kebun Bunga, sepanjang Jalan Noerdin Pandji, lalu Jalan Letnan Mukmin, Seruduk Putih, sekitar Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan sejumlah kawasan pemukiman warga lainnya.
Selain itu, banjir juga merendam sejumlah gedung sekolah. Seperti SMPN 42 di Lemabang, SMPN 38 di Mata Merah, SMPN 16 dan SMPN 30 di Plaju. Akibatnya, siswa terpaksa diliburkan karena membahayakan.
Menurut Humas Kantor Basarnas Palembang Rio Taufan, ketinggian air mulai setengah meter hingga dua meter meter. Banyak warga yang dievakuasi lantaran rumahnya tak bisa ditempati untuk sementara.
"Sejauh ini tidak ada korban jiwa, tetapi ratusan warga mengungsi akibat rumahnya terendam banjir," ungkap Rio, Selasa (13/12).
Kabid SMP Dinas Pendidikan Palembang, Herman Wijaya mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan untuk meliburkan siswa yang sekolahnya dilanda banjir. Dari laporan yang diterimanya, ada sekitar tujuh gedung sekolah digenangi air setinggi setengah meter.
"Kami minta pihak sekolah segera mengevakuasi barang-barang agar tidak rusak. Siswa kembali bersekolah jika kondisi sudah stabil," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum RT Kelurahan Pahlawan Palembang, Ridwan mengatakan, banjir kali ini paling parah sejak 2003. Rumah-rumah yang biasanya luput dari genangan air kini ikut terendam.
"Seingat saya paling parah, terakhir 15 tahun dulu. Rumah-rumah di kelurahan kami mayoritas terendam banjir, ada yang sampai dua meter," kata Ridwan.
Puluhan warga yang menjadi korban saat ini mengungsi di masjid terdekat. Pihaknya meminta bantuan segera datang, terutama bahan makanan.
"Kami tidak sempat lagi beres-beres karena air tadi malam cepat naik. Kami harap ada bantuan, untuk makan sudah cukup," terangnya.
Baca juga:
Rumah Terendam Banjir, Jenazah Warga Baleendah Diangkut Pakai Rakit
Ribuan Warga Terdampak Luapan Kali Sunter
Anies Siapkan Tindakan Antisipasi Banjir di Jakarta
Anies Ungkap Ada Lebih Dari 30 Titik Rawan Banjir di Jakarta
Ridwan Kamil sebut Banjir dan Longsor Rutin Terjadi di Jabar Sejak Zaman Dahulu