Pameran artefak arkeologi ramaikan Festival Danau Sentani
Artefak temuan penelitian arkeologi berupa poster, "banner", brosur, dan buku terbitan Balar Jayapura akam dipamerkan.
Balai Arkeologi Jayapura berencana memamerkan sejumlah penemuannya dalam Festival Danau Sentani (FDS) an pada 19-23 Juni 2014 di bibir Pantai Khalkote, Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
"Untuk memeriahkan FDS, Balai Arkeologi (Balar) Jayapura akan menampilkan temuan-temuan hasil penelitian tahun ini dari kawasan situs Bukit Srobu di Kota Jayapura ini dan kawasan Danau Sentani," kata peneliti dari Balar Jayapura Erlin Novita Idje Djami di Jayapura, seperti dikutip dari Antara, Rabu (18/6).
Erlin yang juga akan bertindak sebagai koordinator pameran Balar Jayapura di FDS menyampaikan bahwa pihaknya akan menyajikan artefak temuan penelitian arkeologi berupa poster, "banner", brosur, dan buku terbitan Balar Jayapura. "Stand kami di FDS, akan memamerkan sejumlah penemuan arkeologi di wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura," katanya.
Perempuan muda asal NTT, itu menegaskan pameran arkeologi di FDS 2014 akan difokuskan pada hasil penelitian di kawasan Jayapura-Sentani.
Partisipasi dalam pameran tersebut bertujuan untuk membumikan informasi arkeologi artefak dan situs-situs yang telah ditemukan sejak 2010 hingga 2014 di wilayah Jayapura yang terkait dengan kebudayaan agar lebih dekat dengan masyarakatnya.
"Keikutsertaan ini juga diharapkan agar artefak sebagai benda mati atau purba dapat "hidup" dalam ingatan kolektif orang Papua, terutama aspek sejarah leluhur dan multikulturalisme," katanya.
Menurut informasi yang didapatkan Antara dari Balar Jayapura di kawasan Danau Sentani terdapat 15 situs prasejarah. Di antaranya situs pemukiman Bukit Yemokho yang terletak kurang lebih 100 meter sebelah barat arena FDS. Situs permukiman Yemokho ini berdasarkan hasil analisis C14 dari Balar Jayapura.
Untuk menjaga temuan arkeologis situs Yemokho, yang di antaranya berupa struktur jalan kampung dari material susunan batu, dan artefak lainnya, Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate, Maluku Utara, telah menindaklanjuti dengan mengangkat satu orang juru pelihara.
"Harapan kita ada perhatian dari pemerintah setempat dalam pengembangan situs ini ke depan," tambah Erlin.