Pandemi Covid-19, Kirab 1 Suro Keraton Surakarta Ditiadakan
Sehingga seluruh kerabat, sentana dan abdi dalem harus mematuhinya, karena sudah menjadi titah (perintah) raja. Sinuhun, lanjut dia, beralasan masih adanya pandemi Covid-19. Keputusan raja tersebut dinilai tepat, karena memikirkan kepentingan bersama.
Pandemi Covid-19 yang belum ada tanda-tanda berakhir, membuat perayaan Tahun Baru Islam 1442 H atau Tahun Baru Jawa di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ikut terdampak. Kirab pusaka malam 1 Suro, Rabu (19/8) malam mendatang ditiadakan.
"Untuk kirab pusaka tahun ini ditiadakan. Tapi upacara dan ritual adat lainya tetap dijalankan secara internal tanpa mengundang pihak dari luar Keraton Surakarta," ujar Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KRA Dani Narsugama Adiningrat, Selasa (18/8).
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa alasan Serangan Umum Surakarta dilakukan? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Dani menerangkan, peniadaan Kirab Pusaka Malam 1 Suro tersebut atas perintah raja, Pakoe Boewono (PB) XIII Hangabehi. Sehingga seluruh kerabat, sentana dan abdi dalem harus mematuhinya, karena sudah menjadi titah (perintah) raja. Sinuhun, lanjut dia, beralasan masih adanya pandemi Covid-19. Keputusan raja tersebut dinilai tepat, karena memikirkan kepentingan bersama.
"Dawuh dalem sudah keluar untuk meniadakan kirabnya. Situasi kirab yang diikuti ratusan abdi dan sentana dalem sulit untuk menerapkan social dan physical distancing," tandasnya.
Pertimbangan lainnya, lanjut dia, banyaknya penonton kirab malam 1 Suro dari berbagai daerah. Sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan besar yang rawan menulari virus corona.
"Upacara dan ritual adat tetap kami lakukan di internal. Tetapi, pesertanya dibatasi dengan penerapan protokol kesehatan ketat sesuai arahan pemerintah," tandasnya.
Peniadaan kirab malam 1 Suro , dikatakan Dani, sudah disosialisasikan pada masyarakat melalui abdi dalem serta menyebarluaskan melalui media sosial (medsos). Ia berharap masyarakat bisa memaklumi kondisi ini.
(mdk/eko)