Panglima TNI Belum akan Terjunkan Pasukan Khusus Cari Pilot Susi Air di Nduga
Yudo mengungkap alasan belum menerjunkan pasukan khusus TNI ke bumi cenderawasih. Sebab menurut Yudo, kekuatan TNI di Papua cukup mengatasi permasalahan keamanan di wilayah tersebut termasuk mencari pilot Susi Air.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belum akan menerjunkan Komando Operasi Khusus (Koopssus) untuk mencari pilot Susi Air, Kapten Philips M. Pilot asal Selandia Baru itu hilang setelah penyerangan dan pembakaran pesawat SUsi Air dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Selasa (7/2) lalu.
Diketahui jika Koopssus merupakan satuan elite TNI terdiri dari tiga matra, Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Udara (AU) yang dibentuk saat masa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
"Saya kira belum, sampai mengirim seperti tadi lah. Urgensinya hanya itu, jadi (belum terjunkan Koopssus)," kata Yudo kepada wartawan usai Rapim TNI, di Jakarta Kamis (9/2).
Yudo mengungkap alasan belum menerjunkan pasukan khusus TNI ke bumi cenderawasih. Sebab menurut Yudo, kekuatan TNI di Papua cukup mengatasi permasalahan keamanan di wilayah tersebut termasuk mencari pilot Susi Air.
"Koopsus, kan di sana ada Pangdam, Pangkogabwilhan III dan di sana sudah ada pasukan yang sudah melaksanakan pasukan operasi di sana ini tinggal kita koordinasikan di sana," ujar dia.
Pencarian Pilot Masih Berlangsung
Satuan Koopssus sendiri terdiri atas 500 personel, 400 orang di antaranya merupakan personel yang menjalankan fungsi penangkalan. Sedangkan, 100 personel lain atau satu kompi melakukan penindakan aksi terorisme.
Selain itu, Koopssus lebih berperan ke dalam fungsi penangkalan dengan cara melakukan observasi jarak dekat.
Kemudian untuk update pencarian Pilot Susi Air, kata Yudo, tim gabungan TNI dan Polri masih dalam proses dengan mengerahkan personel ke wilayah yang kemungkinan menjadi titik keberadaan Kapten Philips M.
"Ya pasti ada upaya to (dicari), kan sudah kita kirim tim ke sana melaksanakan pencarian itu," tutur dia.
Diklaim Dibawa ke Markas TPNPB-OPM
Sebelumnya, Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya melaporkan jika sandra Pilot Selandia Baru bernama Kapten Philips M sedang dalam perjalanan ke markas.
"Itu dia pesawat setelah dibakar pasukan TPNPB-OPM sudah lapor ke kami bahwa Pilot itu sedang jalan dengan pasukan TPNPB-OPM ke markas, Kodap III Darakma," kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (9/2).
Kemungkinan Kapten Philips M masih dalam perjalanan menuju markas, kata Sebby, diperkirakan akan membutuhkan tiga sampai empat hari waktu perjalanan sejak kejadian pembakaran pesawat Susi Air pada, Selasa (7/2) lalu di Paro.
"Kemungkinan mereka masih dalam perjalanan dan mereka sudah tiba di markas mereka akan mengirim kami laporan tentang video dan foto semuanya," terangnya.
Polisi Deteksi Pilot
Sebelumnya, Polisi mengungkap posisi pilot pesawat Susi Air yang diduga disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pilot Selandia Baru bernama Kapten Philips M itu diduga disandera sebelum pesawat dengan nomor penerbangan SI 9368 itu dibakar oleh KKB.
Kapolda Papua Irgen Mathius Fakhiri mengatakan, keberadaan Kapten Philips terdeteksi berdasarkan GPS yang dibawanya. Namun, alat tersebut saat ini tidak aktif.
"Kemarin kami melihatnya bergerak dari Kampung Paro sekitar 100 meter ke dalam," kata Fakhiri kepada wartawan, Rabu (8/2).
Fakhiri mengaku sudah memetakan keberadaan Kapten Philips untuk dievakuasi. Strategi pun disiapkan tim gabungan TNI dan Polri untuk mengevakuasi WNA.
"Ya sudah (dipetakan). Kami masih memberi mereka kesempatan untuk berpikir. Kalau mereka tidak mau, ya," ujarnya.
(mdk/gil)