Panglima TNI Pastikan WNI jadi Tentara Bayar Ukraina Hoaks
"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. hoaks itu," tegas Panglima TNI
Panglima TNI memastikan Indonesia tidak menganut tentara bayaran
- Panglima TNI 'Parkir' 5 Batalyon Tentara di Perbatasan Papua di bawah Komando Kodam Kasuari
- Panglima TNI Beberkan Sederet Strategi Pertahanan 3 Matra buat IKN
- Penampilan Kece Mantan Panglima TNI, Kenakan Jaket Kulit Hitam Hadiri Undangan Senior di AU
- Panglima TNI Minta Tukin Naik Hingga 80 Persen, Ini Alasannya
Panglima TNI Pastikan WNI jadi Tentara Bayar Ukraina Hoaks
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara bayaran asing sampai terlibat dalam perang Ukraina. Hal ini dipastikan terkait klaim Rusia perihal tersebut.
"Saya sudah cek ke atase pertahanan di sana, tidak ada data tersebut. Kita kan di Indonesia tidak menganut tentara bayaran, karena kita tentara sukarela atau militer wajib yang direkrut melalui perekrutan yang ada di wilayah-wilayah, Tamtama, Bintara, Perwira, ada Akmil, dan seperti yang saya sampaikan tadi militer wajib," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
Jenderal bintang empat ini menegaskan, jika Indonesia tidak menganut tentara bayaran seperti yang disampaikan dan beredar sebelumnya.
"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. Itu hanya, kita sudah cek ke kedutaan Rusia, juga tidak ada, hoaks itu," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengaku, belum bisa memastikan apakah yang dikatakan oleh Rusia itu merupakan WNI atau bukan.
"Itu kan orang Indonesia sudah ke mana-mana, ada yang sudah jadi TNI di Amerika, atau dimana. Kita belum tahu nih orang ini, itu berangkatnya darimana berangkatnya," ujar Maruli.
"(WNI) Belum bisa dibuktikan, karena mereka yang bicara. Enggak ada, belum tentu (WNI). Kalau kita enggak mungkin, pulang kampung aja ketahuan apalagi ke sana. Mungkin dia jadi tentara sana mungkin dulu backgroundnya datanya ada segala macam kemungkinan ada," sambungnya.
Eks Pangkostrad ini menekankan, mereka yang berjumlah 10 orang tersebut dipastikan bukan dari unsur TNI.
"Pasti (bukan dari TNI) Tidak mungkin kalau dari TNI sudah teroganisir pakai tiket kan pasti ketahuan. (Hukumannya) Dia disersi melawan ini enggak ada perintah. Berapa orang itu kemarin? 10 orang, cuma 10 orang pasti ketahuanlah kita kan apel pagi," tegasnya.
"Belum, belum (dapat datanya). Kita belum dapat datanya darat, laut, udara. Yang keluar nanti Pak Panglima (koordinasi), kalau kami cuma di internal TNI AD saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Rusia menyatakan pihaknya mendata seluruh tentara bayaran asing yang terlibat dalam perang Ukraina. Hal tersebut dikonfirmasi melalui pernyataan yang dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.
"Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran. Sejak 24 Februari 2022, tercatat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina. Sementara itu, telah dikonfirmasi bahwa sekitar 5.962 tentara bayaran asing dihancurkan," demikian bunyi pernyataan itu, Jumat (15/3).
Dalam data yang tertera terdapat nama sejumlah negara berikut dengan jumlah orang, tanggal ketibaan mereka, dan jumlah yang tewas.
Salah satunya adalah Indonesia, di mana disebutkan bahwa terdapat 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tiba di Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan empat di antaranya tewas.