Panglima TNI sebut kasus Babinsa seperti mau perang dunia ketiga
Moeldoko mengimbau kepada masyarakat agar tak memperpanjang masalah Babinsa.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berjanji akan menindak Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang terbukti melakukan campur tangan pada kegiatan politik. Hal tersebut dipertegas Moeldoko setelah adanya pemberitaan Babinsa yang kemarin sempat melakukan intervensi pada masyarakat soal pilihan capres tertentu.
"Nanti setelah kita dalami, Babinsa itu melakukan pelanggaran, kita akan tindak Babinsa itu. Di TNI itu ada peraturannya," kata Moeldoko di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (8/6).
Menurut Moeldoko, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah menyerahkan masalah ini kepada dirinya untuk segera diselesaikan. "Bawaslu sudah menelpon saya, bahwa nanti kalau ada penyimpangan saya serahkan kepada panglima TNI," imbuhnya.
Jenderal TNI ini menegaskan bahwa masalah Babinsa yang terjadi di Cideng itu hanya kesalahpahaman dan Bawaslu sudah mengecek tidak ada pelanggaran secara politik yang dilakukan oleh Babinsa tersebut. Dan pihak TNI masih memikirkan akan memproses secara hukum warga yang melaporkan hal itu.
"Sesuai dengan pengecekan di lapangan oleh bawaslu itu tidak terbukti. Soal warga yang melapor, ya nanti kita pikirkan, karena panglima TNI punya tim hukum sendiri," pungkasnya.
Moeldoko berharap bahwa masalah ini janganlah dibesar-besarkan, karena masalah ini tidak terstruktur dan bisa diselesaikan. "Ternyata sekali lagi, itu persepsi, itu kecurigaan. Itu sudah punya niat yang tidak baik untuk buat situasi jadi runyam, tidak terstruktur, tidak sistemik, bukan sesuatu yang bersifat masif," ujarnya.
"Seolah-olah ini seperti mau perang dunia ke tiga, orang panglima masih bisa ketawa-ketawa," tandasnya dengan santai.