Panglima TNI: WNI disandera lagi karena Indonesia terlalu persuasif
Jenderal Gatot berpegang pada instruksi Presiden Jokowi, utamakan sandera dan tak beri uang tebusan.
Warga Negara Indonesia kembali disandera kelompok bersenjata Filipina. Pada 20 Juni 2016 lalu, tujuh WNI dari 13 ABK kapal TB Charles disandera kelompok bersenjata saat dalam perjalanan di perairan dari Filipina menuju kembali ke Samarinda, Kalimantan Timur.
Tak berselang lama tepatnya 9 Juli 2016, terjadi perompakan terhadap kapal phukat penangkap ikan LLD113/5/F berbendera Malaysia di perairan Malaysia atau tepatnya di sekitar wilayah Felda Sahabat Lahad Datu. Tiga WNI diculik dan saat ini berada di wilayah Filipina.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
"Ini adalah kapal berbendera Malaysia. Mencari ikan di wilayah teritorial Malaysia. Tenaga kerja kita legal yang diambil adalah dicek yang paspornya Indonesia," kata Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo di Kantor Kementerian Koordinator bidang Polhukam, Jakarta Pusat, Senin, (11/7).
Dia geram karena WNI selalu jadi sasaran empuk kelompok bersenjata Filipina. Gatot menduga, salah satu penyebabnya karena Indonesia terlalu persuasif menghadapi kelompok perompak bersenjata itu.
"Mungkin kita terlalu persuasif, mungkin alasan ekonomi atau alasan politik yang lain lagi. Ini harus dianalisa dengan benar."
"Persuasif, kita enggak ada operasi militer ke sana dan sebagainya karena mereka tahu ada celah-celah itu. Kalau enggak, enggak akan berani itu," tegasnya.
Jenderal Gatot berpegang pada instruksi Presiden Joko Widodo agar mengutamakan keselamatan sandera dan tak akan memberi uang tebusan.
"Saya tidak tahu kalau di belakangnya perusahaan bayar. Tapi pada saat perusahaan bayar itu ada semua lengkap. Di Kemenlu sudah dikembalikan sejumlah yang diminta," tuturnya.
Baca juga:
Panglima TNI siapkan pasukan buat bebaskan WNI yang disandera
Indonesia desak Pemerintah Filipina segera bebaskan WNI
Presiden Jokowi minta pemerintah Filipina fokus pembebasan WNI
Panglima: Biar saja Filipina mati lampu kalau tak izinkan TNI masuk
Menlu kerahkan 4 perwakilan di Malaysia dan Filipina selamatkan WNI
WNI disandera lagi, DPR sebut wibawa RI sudah dilecehkan
Panglima TNI geram pemberontak Filipina incar WNI jadi sandera
Kemlu pastikan lokasi penyanderaan 3 WNI, berada di selatan Filipina
Kepala BIN pastikan 3 ABK WNI diculik di perairan Malaysia
Tiga ABK WNI diculik lima orang bersenjata di perairan Malaysia