Panitia wisuda diduga keracunan beras plastik, ini jawaban STPB
Tidak ada beras plastik dalam menu yang disajikan untuk panitia wisuda angkatan 2010 tersebut.
Spekulasi muncul usai puluhan mahasiswa dan karyawan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) terkapar lantaran diduga keracunan makanan pada Rabu (20/5). Beras plastik yang merebak belakangan dalam pemberitaan dikhawatirkan menjadi penyebabnya.
STPB langsung mengklarifikasi spekulasi tersebut. Melalui Pembantu Ketua I Bidang Akademik Ganef Pah, memastikan tidak ada beras plastik dalam menu yang disajikan untuk panitia wisuda angkatan 2010 tersebut.
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Kapan borgol plastik diperkenalkan? Borgol plastik atau plastic cuffs diperkenalkan pada 1965.
-
Bagaimana sampah plastik diolah menjadi paving block di Bandung? Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, hasil kreativitas warga Bandung yang pertama adalah berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bangunan paving block.Foto: Citarum Harum Inovasi ini digarap secara apik oleh kelompok warga di RW 12 dan 14, Riung Bandung, Kelurahan Cisaranten. Inovasi ini pertama kali dikenalkan pada 2019 lalu, dan mendapat perhatian positif dari sejumlah pihak.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
"Sudah dipastikan itu enggak ada. Itu beras biasa. Sudah bicara juga sama yang buat makanan itu," katanya saat ditemui di kampus STPB, Jumat (22/5).
Pihak kampus sendiri memesan konsumsi untuk panitia wisuda sebanyak 146 paket. Dalam menu nasi uduk yang dipesan berisi telur dan ayam goreng.
"Dari 146 itu ternyata tidak semuanya keracunan. Hanya 53 saja," jelasnya. Bahkan ada panitia yang makan hingga dua porsi satu orangnya. Tapi panitia tersebut tidak mengalami gejala mual dan pusing.
Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk penanganan lebih lanjut. Adapun sampel makanan sudah diserahkan kepada Dinkes Kota Bandung dan BPOM.
"Makanan sudah diambil untuk sample, dan saat ini sedang dalam pemeriksaan, untuk sementara diduga disebabkan karena toksin yang berasal dari makanan," ungkapnya.
Dari 53 korban lanjut dia, tinggal 5 orang yang masih dalam penanganan medis. Sisanya sudah berangsur membaik dan dibawa pihak keluarga.
(mdk/siw)