Pantau perbatasan, drone buatan Ongen dipasang di Natuna
Rencananya, dua unit untuk perbatasan dan satu unit untuk pengawasan ZEE Natuna.
Kementerian Pertahanan memesan drone OS Wifanusa sedikitnya tiga unit karya Yulian Paonangan alias Ongen yang saat ini mendekam di balik jeruji besi Bareskrim Polri. Rencananya, dua unit untuk perbatasan dan satu unit untuk pengawasan ZEE Natuna.
Staf Ahli Kepala Staf TNI AD (Kasahli Kasad), Mayjen TNI Turmarhaban Rajagukguk mengatakan untuk menunjang tugas pokoknya, TNI AD membutuhkan alutsista pesawat terbang tanpa awak.
"Ini adalah bagian dari modernisasi alutsista untuk mendukung tugas pokok TNI AD. Drone adalah salah satu kebutuhan kita," kata Turmarhaban di Jakarta, Kamis (11/2).
Dia menjelaskan, drone OS Wifanusa bisa take off dan landing di air serta landasan darat. Menurut dia, ini cocok untuk Indonesia yang luas wilayahnya adalah laut. Selain itu, kecanggihan drone ini dilengkapi dengan tiga kamera super canggih.
"Drone ini kan salah satu prototipe yang nantinya kita akan kaji sehingga seperti apa yang kita butuhkan baik untuk tugas operasi militer perang maupun tugas operasi militer selain perang," ujarnya.
Lanjut dia, kemampuan terbang drone buatan Ongen ini juga bisa mencapai 800 km dengan lama terbang (endurance) 8-10 jam dengan sistem kendali jarak jauh (Autonomous System) yang tercanggih di dunia saat ini buatan Kanada. Drone Ongen ini juga sudah mendapat sertifikat uji litbang dari TNI AL dan Sertifkat TKDN 28,01 persen Kemenperin.
Kini drone OS Wifanusa dipamerkan di Mabes TNI Angkatan Darat (AD) selama dua hari mulai Rabu (10/2) dan Kamis (11/2) hari ini.