Para pemberani adang pemotor arogan di jalan
Untuk menghindari kemacetan di jalan raya, pemotor kerap nekat menerobos dan juga membahayakan jalur pejalan kaki.
Untuk menghindari kemacetan di jalan raya para pemotor kerap nekat menerobos jalur pejalan kaki. Akibatnya, banyak pejalan kaki menjadi terganggu bahkan terancam jiwanya dari ulah para pemotor.
Bukan hanya mengancam jiwa, tindakan dilakukan para pemotor sudah pasti melanggar aturan lalu lintas. Mereka tidak menaati aturan yang telah ditetapkan dalam Pasal 106 Ayat 2.
Dalam aturan itu, para pengendara kendaraan bermotor roda dua maupun empat harus mengutamakan keselamatan para pejalan kaki dan pesepeda.
Peraturan itu juga menyebut sanksi bagi para pelanggar bakal didenda hingga Rp 500.000 atau kurungan paling lama dua bulan.
Kurangnya penegakan hukum membuat para pejalan kaki geram. Banyak aksi dilakukan para pejalan kaki menyetop ulah pemotor nakal. Tidak hanya dilakukan orang dewasa, ada anak-anak juga ikut aksi ini.
Berikut aksi-aksi nekat para pemberani yang menghadang para pemotor untuk melintas di trotoar yang dirangkum merdeka.com, Kamis (21/4):
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Apa perjuangan Lettu Soejitno? Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah Mengutip situs resmi Desa Tumbrasanom Kabupaten Bojonegoro, Lettu Soejitno mengikuti perkembangan organisasi angkatan darat mulai dari BKR, TKR, TRI, hingga ABRI.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Siapa yang bertunangan? Chris Martin dan Dakota Johnson, Setelah Enam Tahun Pacaran, Kini Tunangan Diam-diam Menurut laporan dari Page Six, pertunangan antara Chris Martin dan Dakota Johnson terjadi beberapa waktu yang lalu, dengan sumber yang mengungkapkan, "Mereka sudah begitu jatuh cinta satu sama lain sejak awal bertemu, jadi melangkah ke tahap selanjutnya adalah sesuatu yang tidak terelakkan."
Pengadang moge di Yogyakarta
Pegiat asal Yogyakarta, Elanto Wijoyono, yang menghadang pawai motor besar peserta Jogja Bike Rendezvous di Jalan Ring Road Utara, Perempatan Condongcatur, Yogyakarta, karena dibiarkan polisi melanggar lampu lalu lintas buka suara atas aksinya. Dia menyangkal argumen disampaikan kalau gelaran itu dianggap mempunyai nilai positif.
Pihak penyelenggara Jogja Bike Rendezvous mengklaim event tahunan itu lebih banyak berdampak positif bagi pariwisata Yogyakarta. Namun menurut Elanto, hal itu tergantung dari cara pandang. Dia meyakini, tanpa event itu, kehidupan Yogyakarta tidak akan terhenti.
"Tanpa event itu Yogya tetap hidup," kata Elanto singkat saat ditemui merdeka.com di acara mural Tribute to Udin, Minggu (16/8).
Elanto menilai, acara itu itu lebih menguntungkan bagi hotel-hotel besar dan pusat perbelanjaan. Sementara yang dirugikan adalah warga yang notabene tidak merasakan sama sekali manfaat gelaran itu.
"Warga itu tidak peduli dengan keuntungan itu, yang kami tahu, kami yang mendapatkan dampak negatifnya," ujar Elanto.
Elanto pun menyindir pandangan pemerintah lantaran hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi, tanpa memikirkan pemerataan. Menurut dia, orientasi pada bisnis ini membuat Yogyakarta benar-benar dikomersilkan.
"Ini memperburuk relasi sosial. Yogya benar-benar sudah semuanya dikomersilkan," ucap Elanto.
Netizen bikin video candid adang pemotor lawan arah
Peliknya masalah pelanggaran lalu lintas di DKI Jakarta, mulai dari kendaraan yang memarkir di badan jalan, pengendara sepeda motor yang melawan arah, hingga melintas di atas trotoar sudah biasa ditemui di ibukota. Tidak jarang para pelanggar tersebut lebih galak jika mereka diberi peringatan oleh pengguna jalan lainnya.
Aksi pengendara motor yang berjalan melawan arah dan melintas di atas trotoar kemudian coba direkam oleh channel YouTube Komtung TV. Tidak hanya merekam, mereka juga memperingati keras pesepeda motor nakal tersebut.
Dari pantauan merdeka.com, Selasa (10/3), adegan tersebut direkam dengan satu kamera tersembunyi, sementara satu orang lagi memperingati pesepeda motor. Dengan tegas, pria berkaos raglan warna merah putih itu menghadang jalan dan meminta pengendara yang melintas di trotoar untuk memutar balik.
"Naik motor lewat trotoar. Orang lewat mana?" ujar pria pemilik akun @kukuhnya, sambil menghadang laju motor.
Dalam video berdurasi 5 menit, 15 detik tersebut, tidak semua motor menurut untuk memutar balik. Bahkan ada yang bersikeras untuk tetap menerobos. Dari tiga pesepeda motor yang terekam dalam video, satu menolak untuk memutar balik.
"Ya enggak lah, ini kan sudah biasa. awas lah. Ya udah lah tinggal dikit lagi," ujar salah seorang pesepeda motor.
Pengendara motor tersebut akhirnya nekat melintas melawan arah setelah seorang preman menyuruhnya lewat.
"Proses pengambilan gambar harus dihentikan karena preman kampung di sekitar lokasi sudah mulai keluar."
Aksi bocah Daffa setop motor di trotoar
Aksi Daffa Farros Oktoviarto, bocah yang baru berumur 9 tahun di Semarang yang menghalau sepeda motor ternyata tidak hanya dilakukan hanya dengan menggunakan sepeda onthelnya seperti yang saat ini ramai dibicarakan di sosial media.
Aksi yang dilakukan oleh Daffa di Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kota Semarang tepatnya 50 meter sebelum trafic light atau lampu merah sejak akhir Januari ini awalnya dilakukan oleh bocah dengan cara tiduran di trotoar.
"Sebelumnya dari akhir bulan Januari lalu sampai Jumat kemarin. Saya awal-awalnya juga pernah menggunakan cara-cara dengan tiduran. Tapi saya takut. Juga pernah hanya dengan saya omongi tapi (pemotornya) nggak gubris," seloroh Daffa saat ditemui merdeka.com, Selasa (19/4), di rumahnya yang ditemani neneknya Murti.
Selain takut dan mendapatkan teguran dari beberapa pemakai jalan, Daffa akhirnya memberanikan diri untuk menggunakan cara dengan menata bebatuan di atas trotoar. Cara ini menurutnya terinspirasi karena mirip dengan alat yang memperlambat laju kendaraan yaitu polisi tidur.
"Saya tata baru-batu. Jadi batu-batu itu tertata seperti garis di atas trotoar. Kayak polisi tidur," ujarnya sambil mempraktikkan di halaman rumahnya.
Kemudian, khawatir batu-batu akan terlempar dan berserakan karena terlindas oleh pemotor yang nekat dengan prilaku pengendara sepeda motor yang brutal dan ngawur di atas trotoar, akhirnya Daffa menggunakan sepeda onthel kesayanganya.
"Karena takut kalau ada motor lewat saya terus punya ide awal-awal bulan Maret saya pakai sepeda saya saja," terangnya.
Daffa mengaku jika ide semua cara untuk memberhentikan pengendara sepeda motor yang melintas di atas trotoar itu dari hobinya menonton televisi setelah pulang sekolah. Usai mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dia nonton televisi yang kebanayakan acara berita kemudian setelah sekitar pukul 15.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB melakukan aksinya menyetop motor yang melintas di trotoar di Jalan Raya Jendral Sudirman, Kota Semarang.
"Saya mulainya sekitar pukul tiga sore sampai jam enam. Kadang bersama kakak saya Enrico kalau sudah pulang sekolah. Tetapi seringnya saya lakukan sendirian," tuturnya.
Daffa juga sempat mengaku terinspirasi oleh aksi seorang pesepeda yang mencegat rombongan motor gede di salah satu trafic light di Kota Yogyakarta. Aksi itu sempat ditontonnya dalam pemberitaan yang disiarkan stasiun televisi swasta berita.
"Yah! Yah! Yah! Termasuk aksi mencegat motor gede di Yogya itu yang menerjang lampu merah trafic light itu yang membuat saya ikut berani menegakkan kebenaran mencegat motor lewat trotoar kemarin," pungkasnya.
Hingga akhirnya, aksi Daffa yang nekat mencegat dan menyetop sepeda motor di Kawasan Jendral Sudirman, Kawasan Kalibanteng, Kota Semarangpun tertangkap kamera oleh netizen dan upload di facebook. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi pun ikut mengunggah ke akun instagramnya karena merasa bangga dan kagum terhadap keberaniannya.