Para prajurit operasi Seroja Timor Timur yang pernah jadi pejabat
Banyak alumni Operasi Seroja yang kini menduduki posisi penting di negeri ini, siapa saja mereka?
Operasi Seroja telah menjadi operasi militer terbesar yang pernah digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ribuan prajurit diterjunkan untuk menduduki Timor Timur yang sedang mengalami perang saudara. Perang ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat karena khawatir dengan perkembangan komunis yang begitu pesat.
Seluruh prajurit, bahkan yang baru saja menyelesaikan pendidikan militer diwajibkan untuk menjalani pertempuran pertama mereka. Akibatnya, hampir setengah kekuatan yang dikirim ke Bumi Loro Sae ini kehilangan nyawa atau dinyatakan hilang, tetapi itu tak mengurangi semangat maupun daya gempur personel yang terlibat di setiap pertempuran.
Kini, 40 tahun sudah berlalu, Indonesia pun harus melepaskan bekas provinsi ke-27 ini untuk menentukan nasibnya sendiri. Kerasnya medan dan kekejaman yang dihadapi dari musuh terpatri dalam benak setiap alumninya.
Beberapa di antaranya kini diangkat sebagai pejabat tinggi. Siapa saja mereka? Ini rangkumannya:
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Jenderal M Jusuf diangkat menjadi Panglima TNI? Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
Luhut Binsar Panjaitan
Persiapan jelang pelaksanaan Operasi Seroja menjadi pengalaman yang tak terlupakan oleh Luhut Binsar Panjaitan. Dalam operasi merebut Timor Timur, Luhut ditunjuk sebagai Komandan Kompi A Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) dengan pangkat Letnan Satu Infantri.
Jika saja tidak ada perubahan rencana, Luhut menjadi perwira pertama yang menginjakkan kakinya di Timor Timur. Namun, 'kehormatan' itu justru jatuh kepada dua perwira Yonif Linud 501 Kostrad, yakni Lettu Inf Larbadio dan Lettu Inf Harry Cokro.
Banyak anak buahnya yang tewas dalam sejumlah pertempuran, di hari pertama anggota Kopassandha yang tewas mencapai 16 orang dan terus bertambah hingga operasi berakhir.
Kini, Luhut tak lagi harus bergerilya ke dalam hutan dan menembaki musuh-musuhnya, di dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, dia dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Sebelumnya dia sempat diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Yogie S Memet
Yogie pernah menjadi Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Jawa Barat ke-12 di era Presiden Soeharto. Selama menjadi prajurit, dia pernah mendapatkan pelbagai penghargaan, yakni Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Gerakan Operasi Militer I sampai VI, Satya Lencana PBB Garuda VI.
Yogie juga terlibat penuh dalam Operasi Seroja, dia adalah Danjen Kopassandha dengan pangkat Brigadir Jenderal. Untuk mendukung operasi, ia membentuk Satgas Nanggala-8 untuk merebut Suai dari tangan Fretilin dan Tropaz.
Untuk melaksanakan operasi tersebut, dia menerjunkan 250 Kopassandha di bawah pimpinan Lettu Inf Muchdi Purwoprajono. Operasi tersebut menjadi pertempuran yang paling ganas dan berdarah, di mana korban Kopassandha kehilangan kekuatannya hingga 50 persen.
Basofi Sudirman
Saat berlangsungnya Operasi Seroja, Basofi Sudirman bertindak sebagai Komandan Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) dengan pangkat Letnan Kolonel. Sebelum ditunjuk sebagai komandan operasi, dia merupakan mantan anggota Kopassandha.
Selama operasi berlangsung, dia merupakan sosok yang berperan dalam penempatan pasukan dan pelaksanaan pertempuran dalam merebut daerah-daerah strategis. Namun sayang, ketertarikannya dengan dunia politik membuatnya pensiun lebih cepat.
Setelah mundur dari dunia kemiliteran, dia bergabung dengan Golkar. Di masa Orde Baru, dia pernah dianggap menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan dipasangkan bersama Wiyogo Atmodarminto untuk periode 1987â1992.
Setahun berikutnya, Basofi ditunjuk sebagai Gubernur Jawa Timur ke-11 dengan masa jabatan 1993-1998.
Muhammad Yunus Yosfiah
Yunus Yosfiah sudah terlibat sebelum Operasi Seroja dilaksanakan. Dia merupakan perwira Kopassandha yang dipercaya memimpin tim 'Susi A' dengan pangkat Mayor Infantri.
Keterlibatannya dalam operasi senyap di pedalaman Timor Timur sempat membuatnya digugat oleh Australia, salah satunya kasus Balibo Five yang menewaskan lima jurnalis asal negeri Kangguru tersebut.
Tugasnya saat itu adalah melaksanakan operasi pembinaan dan kemiliteran terhadap para pemuda dari Timor Portugis. Tak hanya itu, mereka juga sesekali melakukan penyusupan demi mengganggu konsentrasi Fretilin dan Tropaz.
Usai pensiun dari militer, Yunus sempat diangkat sebagai Menteri Penerangan di era Presiden BJ Habibie. Tindakannya menghilangkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dan menjamin kebebasan pers dianggap sebagai terobosan besar selama memangku jabatannya.
Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan sebutan SBY merupakan prajurit yang paling bersinar di negeri ini. Dia pernah terlibat dalam sejumlah pertempuran melawan Fretilin dan Tropaz di pegunungan serta sejumlah operasi penting lainnya.
Saat berada di Timor Timur, pangkatnya masih Letnan Dua. Dia memimpin pasukan untuk melakukan pembersihan terhadap Fretilin dan Tropaz yang masih mengganggu keamanan setelah Timor Timur masuk menjadi provinsi ke-27 Indonesia.
Pulang dari pertempuran, dia langsung menduduki beberapa posisi penting di TNI. Dia pernah diangkat sebagai salah satu anak buah Sutiyoso di Kodam Jaya, serta ditunjuk sebagai anggota DPR di masa Orde Baru hingga Era Reformasi bergulir.
Dia sempat pensiun dini karena diangkat menjadi Menteri ESDM di Era Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah bergabung dengan Partai Demokrat, SBY telah menjadi presiden keenam RI dengan masa jabatan dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014.
Sutiyoso
Sebagai prajurit Kopassandha, Sutiyoso sudah terlibat sebelum Operasi Seroja benar-benar digelar. Dia dua kali bertugas di Bumi Timor Loro Sae, yakni melakukan penyusupan dan pelatihan militer terhadap sejumlah pemuda Timor Timor yang ingin bergabung dengan Indonesia.
Karena tugasnya itu, pasukannya tak ada yang mengenakan seragam militer. Mereka menyamar sebagai turis atau mahasiswa dengan celana jins. Karena itu dikenal sebagai blue jeans soldier. Operasi rahasia ini dikenal dengan nama Operasi Flamboyan, dan disebut-sebut terlibat dalam kasus Balibo Five.
Setelah pensiun, dia ditunjuk sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, dia sempat menjadi Pangdam Jaya saat tragedi penyerangan kantor PDIP tahun 1996.
Kini, Sutiyoso telah menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ( PKPI) Sutiyoso mendukung Jokowi-JK. Ambisinya untuk jadi capres gagal setelah PKPI cuma dapat suara satu persen.