Pasangan Bukan Suami Istri Ditemukan Tewas dalam Mobil di Mataram
Sepasang pria dan wanita ditemukan tewas di dalam mobil yang sedang parkir di depan kompleks pertokoan wilayah Rembiga, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (21/3).
Sepasang pria dan wanita ditemukan tewas di dalam mobil yang sedang parkir di depan kompleks pertokoan wilayah Rembiga, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (21/3). Polisi masih menyelidiki penyebab kematian keduanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Mataram Komisaris Polisi Kadek Adi Budi Astawa mengatakan, pihaknya mengevakuasi dua sosok jenazah itu setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
-
Kenapa krim malam penting? Krim malam memiliki peran krusial dalam rutinitas perawatan kulit, terutama karena malam hari adalah waktu ideal untuk memperbaiki dan meregenerasi kulit. Saat tidur, kulit tidak terganggu oleh minyak, keringat, dan polusi yang biasanya dialami pada siang hari.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
"Pagi sekitar pukul 08.30 Wita, kami mendapatkan laporan masyarakat terkait temuan dua sosok jenazah di sebuah mobil," kata Kadek Adi.
Tim Satreskrim Polresta Mataram bersama tim identifikasi langsung melakukan penyelidikan di lokasi penemuan. "Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), kami membenarkan adanya kendaraan roda empat yang di dalamnya dalam ada dua orang dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Dari mulut kedua korban juga ada keluar busa," ujarnya.
Mobil Parkir sejak Minggu Sore
Dalam proses identifikasi di lokasi, pihaknya menemukan mobil dalam keadaan mesin masih hangat. Kondisi di dalam mobil dingin dengan kaca berembun.
"Dari saksi pertama juga mengatakan, kalau mobil ditemukan kali pertama dalam keadaan mesin masih menyala dan AC (air conditioner/penyejuk udara) menyala," ucapnya.
Kemudian, saksi kedua menyatakan bahwa kendaraan roda empat tersebut sudah parkir sejak Minggu (20/3) sore. "Jadi diperkirakan mobil menyala dan ber-AC selama delapan sampai 12 jam," jelas Kadek Adi.
Ditemukan Nota Pembelian BBM di Mandalika
Selain itu dari dalam mobil juga ditemukan pakaian dan makanan. Ada juga nota atau struk pembelian bahan bakar minyak di SPBU kawasan Mandalika. "Struk itu tertanggal 17 Maret," jelas dia.
Mengenai identitas kedua korban, jenazah wanita berinisial K, asal Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Sementara yang pria berinisial LH, asal Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
"Dari kartu identitas keduanya, si pria berstatus sudah menikah dan yang perempuan belum. Mereka berdua kelahiran tahun 1990," paparnya.
Tidak Ada Tanda Kekerasan
Kini kedua jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Untuk mengetahui penyebab meninggal dunia keduanya, dokter forensik sudah melakukan visum luar.
"Dari dokter forensik sampaikan bahwa dari hasil cek fisik korban tidak ada indikator tanda-tanda kekerasan, sehingga kami berencana untuk melakukan pendalaman melalui autopsi," ujarnya seperti dilansir Antara.
Namun demikian, Kadek Adi memastikan langkah autopsi bisa dilakukan menunggu persetujuan pihak keluarga korban.
"Jadi pihak keluarga kedua korban sudah kami kabarkan perihal berita duka ini. Jadi untuk autopsi atau tidak, itu kembali pada persetujuan pihak keluarga," kata Kadek Adi.
(mdk/yan)