Pasangan Golkar di Pilgub Sumut bubar, T Erry ditinggal Ngogesa
Peta politik di Sumatera Utara (Sumut) menjelang Pilgub 2018 semakin tak jelas. Pasangan T Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu yang sudah dideklarasikan dan memiliki dukungan cukup, hampir dipastikan bubar.
Peta politik di Sumatera Utara (Sumut) menjelang Pilgub 2018 semakin tak jelas. Pasangan T Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu yang sudah dideklarasikan dan memiliki dukungan cukup, hampir dipastikan bubar.
Ngogesa yang merupakan Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, sudah menyatakan mundur sebagai bakal calon wakil gubernur. Sekretaris DPD Golkar Sumatera Utara, Irham Buana Nasution tidak membantah kabar itu. Dia bahkan mengatakan, Bupati Langkat itu mundur dengan alasan kesehatan.
"Sudah disampaikannya, tapi itu kan komunikasi secara personal, harus diformalkan lewat mekanisme organisasi. Segera kita lakukan pembahasan," kata Irham, Rabu (15/11).
Pengunduran diri dianggap belum resmi. Ngogesa masih tercatat sebagai bakal calon wakil gubernur, seperti yang telah dideklarasikan.
"Kita punya mekanisme internal. Paling tidak keputusan itu beliau sampaikan pada pleno yang dihadiri pengurus dari DPD tingkat II, kabupaten/kota," jelas Irham.
Meskipun Ngogesa mundur dari pasangan yang diusung, Irham mengatakan sejauh ini dukungan Partai Golkar masih tetap untuk T Erry Nuradi.
"Karena itu merupakan putusan DPP Golkar. Mengenai ke depannya bagaimana, kita lihatlah situasi yang ada," jelas Irham.
Sebelumnya, DPP Partai Golkar memang sudah menetapkan dan mengesahkan pasangan T Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu sebagai calon yang akan diusung pada Pilgub Sumut 2018. Hal itu dituangkan dalam surat R-452/GOLKAR/VIII/2017 yang ditandatangani Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham bertanggal 21 Agustus 2017.
Pasangan ini pun menjadi satu-satunya bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sumut 2018-2023 yang sudah mendapat dukungan cukup. Mereka juga didukung PKPI dan PKB.
Baca juga:
PAN akan dukung Pangkostrad Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2018
Erry Nuradi dan Pangkostrad cagub terkuat di Pilgub Sumut
Soal kabar usung JR Saragih-Mumtaz Rais di Sumut, ini kata Sekjen PAN
Panglima TNI belum izinkan Pangkostrad maju Pilgub Sumut
Pangkostrad Edy Rahmayadi daftar bacagub Sumut ke PAN
Mantan napi korupsi APBD Langkat nyatakan siap maju Pilgub Sumut
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan utama yang diutarakan oleh Hetifah Sjaifudian terkait penolakan Munaslub Partai Golkar? "Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan. Saya kira semua paham, Golkar hari ini masih tetap menghiasi landscape politik Indonesia," jelasnya.