Pasca-Bom di Medan, Polresta Surakarta Ajak Ojek Online Lawan Radikalisme
"Pembinaan terhadap driver ojol ini bagian dari langkah antisipasi penyebaran radikalisme di kalangan driver ojol. Kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan bisa menjadi pelajaran penting untuk semua akan pentingnya melawan radikalisme" ujar Kanit Polmas Sat Binmas Polresta Surakarta AKP Eddi Hartono.
Polresta Surakarta tak mau kecolongan dengan peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan pria berseragam ojek online (ojol) di Polrestabes Medan, Rabu (13/11). Apalagi peristiwa serupa pernah terjadi di Mapolresta Surakarta 3 tahun lalu. Untuk itu, Polresta bertindak cepat dengan memberikan penyuluhan kepada driver ojol.
Kamis (14/11) siang, sejumlah anggota kepolisian menyambangi puluhan driver ojol di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Penumping, Laweyan.
-
Di mana letak Pondok Boro? Di Kota Semarang, terdapat sebuah penginapan yang harga sewanya cukup murah. Penginapan itu bernama Pondok Boro.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Kidung dan Gading dinyatakan lolos menjadi Polwan? Melansir dari akun Instagram polisi_indonesia, Kamis (11/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Apa yang dilakukan Leon Dozan saat di Polres Jakarta Pusat? Polres Metro Jakarta Pusat mengundang Leon Dozan dalam konferensi pers pada Jumat (17/11). Leon terlihat murung, mengenakan baju tahanan dengan tangannya terbelenggu besi.
-
Apa yang dilakukan bule tersebut kepada anggota Polantas? Dalam video di media sosial Instagram, akun @justinrossales menyebutkan bahwa dia menyewa anggota polantas di Bali sebesar USD100 atau sekitar Rp 1.565.265 untuk mengantarnya ke salah satu lokasi.
"Pembinaan terhadap driver ojol ini bagian dari langkah antisipasi penyebaran radikalisme di kalangan driver ojol. Kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan bisa menjadi pelajaran penting untuk semua akan pentingnya melawan radikalisme" ujar Kanit Polmas Sat Binmas Polresta Surakarta AKP Eddi Hartono.
Pada kesempatan tersebut, petugas juga memberikan pengertian ke driver ojol terkait penyebaran paham radikalisme. Selain bisa masuk melalui medsos (media sosial), bisa juga melalui orang yang baru saja dikenal.
Minta Ojol Lawan Radikalisme
Dia juga meminta kepada driver ojol agar tidak mudah meminjamkan jaket dan helmnya kepada orang lain, karena rentan disalahgunakan untuk kejahatan.
"Kami juga meminta kepada driver ojol untuk ikut melawan radikalisme. Saya minta driver ojol bekerja secara profesional. Jangan tergoda dengan ajakan yang bertentangan dengan agama dan melanggar hukum. Kalau ada yang mencurigakan segera laporkan ke polisi," ujarnya.
Ojek Online Tentang Aksi Terorisme
Salah seorang driver ojol, Supardi (46) mengaku khawatir pasca-teror bom di Polrestabes Medan. Citra driver ojol, kata dia, menjadi rusak dengan kejadian bom diri itu. Selama ini, dikatakannya, para driver ojol menentang keras aksi kejahatan dalam bentuk apapun termasuk terorisme.
"Kami mengutuk aksi terorisme. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Driver ojol di Solo berkomitmen menjaga nama baik perusahaan dan nama baik Kota Bengawan. Driver ojol siap bekerjasama dengan Polresta Surakarta dalam melawan radikalisme," pungkas dia.
(mdk/ray)