Pasien Lansia Diduga 9 Jam Tidak Ditangani hingga Meninggal Dunia, Begini Penjelasan RS Nagan Raya
Pasien tersebut sebelumnya mengalami kecelakaan sehingga terluka di bagian perut belakang, karena terkena golok milik korban.
Seorang pasien bernama M Azis, warga Desa Alue Bateung Brok, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, meninggal dunia karena diduga tidak mendapatkan tindakan medis, setelah sembilan jam berada di rumah sakit setelah dirujuk dari puskesmas.
Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh yang melakukan penyelidikan menyatakan tidak menemukan pelanggaran terkait meninggalnya pasien bernama M Azis (60), warga Desa Alue Bateung Brok, Kecamatan Darul Makmur, di rumah sakit pemerintah setempat.
- Pria Diduga Alami Gangguan Jiwa Bunuh Lansia di Kupang, Korban Ditemukan Tertutup Daun Pisang Dekat Kandang Ayam
- Kebakaran Ratusan Lapak di Penjaringan Memakan Korban, Wanita Lansia Meninggal Dunia
- Pilu Pasutri Lansia Meninggal Mengering di Rumahnya, Dimakamkan Pihak Gereja & Anak Tak Ada yang Datang
- Dirut Bulog Beberkan Kendala Penyerapan Beras Petani, Termasuk Kelangkaan Pupuk
"Sesuai hasil investigasi komite medik terkait meninggalnya pasien di rumah sakit, penanganan medis yang dilakukan oleh dokter telah sesuai standar prosedur yang berlaku,” kata Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, dr Dedi Apriadi ketika dikonfirmasi di Nagan Raya, Jumat (26/7), demikian dikutip Antara.
Penjelasan Rumah Sakit
Dedi Apriadi menyebutkan, pasien M Azis sebelumnya dibawa ke rumah sakit pada Selasa (23/7) malam lalu sekira pukul 22.00 WIB, setelah dirujuk dari Puskesmas Alue Bilie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh dengan kondisi sadar dan telah mendapatkan pertolongan medis tingkat pertama di puskesmas.
Pasien tersebut sebelumnya mengalami kecelakaan sehingga terluka di bagian perut belakang, karena terkena golok milik korban.
Saat tiba di rumah sakit pada Selasa malam, dokter melakukan pemeriksaan di bagian bekas luka pasien yang telah diperban, karena pendarahan yang dialami pasien terdapat rembesan dan bukanlah perdarahan aktif.
Dokter bersama tim medis kemudian melakukan pemasangan kasa dan tutup tebal kepada pasien, terpasang cairan infus dan diberikan terapi obat injeksi.
“Saat penanganan medis di rumah sakit, kondisi pasien stabil dan sadar di IGD RSUD Sultan Iskandar Muda,” kata Dedi Apriadi.
Dikarenakan hasil pemeriksaan dokter dinyatakan kondisi pasien tersebut dalam keadaan stabil dan sadar, maka untuk tindakan operasi dilakukan secara urgen dan sudah disampaikan oleh dokter ke pihak keluarga pasien, dengan jadwal tindakan operasi dijadwalkan pada hari Rabu, 24 Juli 2024.
Sambil menunggu jadwal operasi, kata Dedi, pasien M Azis mendapatkan perawatan di ruang rawat bedah dan dilakukan observasi serta mendapatkan penangan lanjutan berupa obat-obatan, injeksi cairan infus dan terapi oksigen (O2).
“Jadi, tindakan medis sudah sesuai dengan SOP,” kata dr Dedi Apriadi menambahkan.
Penyebab Pasien Meninggal Dunia
Dia menyebutkan, pasien M Azis dilaporkan meninggal dunia saat sedang menjalani operasi pembedahan di rumah sakit oleh dokter bedah, bersama petugas medis lainnya.
Dedi menjelaskan, pasien M Azis diduga meninggal dunia karena mengalami sumbatan aliran darah ke jantung, sehingga meninggal dunia dalam pelaksanaan operasi.
“Jadi tidak benar informasi yang menyatakan pasien meninggal karena tidak mendapatkan penanganan secara medis saat berada di rumah sakit,” kata Dedi.
Dedi Apriadi mengatakan pihaknya harus memberikan keterangan kepada media, karena informasi yang menyatakan pasien meninggal di RSUD Nagan Raya, akibat tidak mendapatkan penanganan medis merupakan informasi yang tidak benar dan merupakan informasi palsu. Karena saat pasien datang ke rumah sakit, tim dokter dan paramedis telah melakukan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Bahkan pihak rumah sakit juga telah berkomunikasi dengan keluarga pasien terkait jadwal operasi, serta menjelaskan bahwa kondisi pasien dalam keadaan sadar saat berada dalam perawatan di rumah sakit, demikian Dedi Apriadi.