Patrialis kesal MK terus disudutkan
"Kasus Akil Mochtar bukan masalah institusi, tapi masalah personal," kata Patrialis Akbar.
Salah satu Hakim Konstitusi Patrialis Akbar, gerah juga dengan komentar-komentar yang mediskreditkan MK usai terjadinya pengrusakan dalam ruang sidang MK tadi siang. Menurut Patrialis, komentar para pengamat juga ikut andil membangun ketidakpercayaan publik terhadap MK.
"Saya sudah baca beberapa media tadi, hampir semua pengamat menyalahkan MK dalam pengrusakan tadi adalah ketidaksiapan MK. Kondisi MK sekarang ini seolah-olah sudah kiamat, padahal kasus Akil Mochtar bukan masalah institusi, tapi masalah personal," kata Patrialis di Gedung MK, Kamis (14/11).
Selain itu, Patrialis juga menuding para pengacara yang beracara di MK yang kalah berperkara sering memberikan suara miring terhadap MK di luar persidangan. Mestinya menurut Patrialis jika semua hakim terlibat kasus dan dianggap bejat harusnya disertai bukti.
"Pengacara seperti itu tidak etis dan itu adalah penghinaan. Mereka seharusnya menjadi bagian dari yang menjaga wibawa mahkamah, kecuali semua hakim bejat dan itu bisa dibuktikan," ujar Patrialis.
Patrialis melanjutkan, usai penangkapan Akil Mochtar, banyak pengamat yang mendiskredirkan MK. Seolah-olah menurut Patrialis, MK tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
"Di sini semuanya berjalan dengan baik. Ada iktikad baik dengan adanya MKH dan Dewan Etik, kecuali semua hakim terlibat, baru itu baru kiamat," kata Patrialis.
Terus-terusan disalahkan, menurut Patrialis, tak masalah asal dengan melihat kondisi rii. Patrialis mengaku, dirinya membela MK bukan dengan sembarangan. Lebih lanjut Patrialis menilai, pengamat yang terus menyerang MK tanpa melihat kondisi riil sama dengan komentar kosong.
"Para pengamat menyalahkan MK, kita juga nggak membela secara sembarangan. Tapi kalau MK nya terus disalahkan dan tanpa melihat persoalan dengan riil, maka komentar mereka juga kut andil memberikan ketidakpercayaan publik terhadap MK, padahal komentar mereka kosong," kata Patrialis.