PBNU tolak peredaran simbol PKI di masyarakat
Saat perayaan HUT RI ke-70 marak beredar simbol palu arit di masyarakat.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan menolak beredarnya atribut atau simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) di muka publik. Apalagi, sewaktu peringatan HUT RI ke-70 marak simbol palu arit di masyarakat.
"Jelas kami menolaknya," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj keterangan tertulis kepada merdeka.com, Minggu (23/8).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan PBNU selamanya berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa. PBNU akan mengukuhkan pilar-pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, bhineka tunggal ika, NKRI, dan UUD 1945.
"PBNU juga akan mengukuhkan pilar-pilar kebangsaan. Pancasila, bhinneka tunggal ika, NKRI, dan UUD 1945. Disingkat PBNU," ujarnya.
Diketahui, beberapa kali atribut PKI muncul di hadapan publik. Salah satunya pada saat karnaval peringatan HUT ke-70 Indonesia di Pamekasan, Jawa Timur.
Dalam karnaval tersebut muncul kelompok pelajar yang mengenakan atribut PKI lengkap dengan gambar para pimpinan, seperti Aidit. Tak hanya itu, muncul juga bendera berlogo palu arit yang sempat beredar di Salatiga dan bentuk grafiti berlogo PKI di tembok salah satu kampus di Jawa Timur.