PDIP Soal Rencana Pembunuhan 4 Tokoh: Ada Upaya Mainkan Politik Kekerasan
"Negara tidak boleh membiarkan aksi kekerasan tersebut sebelum telanjur menjadi 'lingkaran setan kekerasan' dalam perpolitikan Indonesia,"
Polisi mengungkap rencana pembunuhan kepada 4 tokoh nasional saat kerusuhan 21-22 Mei. Salah satu tersangka senjata api ilegal, HK alias Iwan menyebut nama Kivlan Zen sebagai orang yang terlibat dalam rencana tersebut.
Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan, rencana pembunuhan tokoh politik itu menunjukkan ada upaya memainkan politik kekerasan oleh segelintir elite sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap proses elektoral yang sudah berjalan. Hal tersebut sama seperti yang terjadi di Timur Tengah dan Amerika Latin.
-
Apa yang akan ditentukan oleh PDIP dalam Rakernas Mei mendatang? Basarah mengungkapkan sikap politik PDIP lima tahun ke depan akan ditentukan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar Mei mendatang.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan pertemuan pengurus pusat Partai Demokrat akan diadakan? Ini rencananya besok akan diadakan di hari Senin, tanggal 4 September
-
Apa yang akan dilakukan DPD PDIP Jawa Barat malam ini? Hampir dipastikan bahwa malam hari ini DPD PDIP Jabar akan mendaftarkan secara resmi pasangan Calon Gubernur dan calon wakil gubernur yaitu Anies Baswedan dan Kang Ono Surono.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
"Negara tidak boleh membiarkan aksi kekerasan tersebut sebelum telanjur menjadi 'lingkaran setan kekerasan' dalam perpolitikan Indonesia," kata Charles di Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (12/6).
Dia menyebut Indonesia tidak memiliki tradisi perebutan kekuasaan dengan cara-cara pembunuhan tokoh politik seperti itu. Oleh karena itu, segenap anak bangsa hendaknya bersatu untuk menentang dan tidak memberi ruang sedikitpun terhadap segala bentuk politik kekerasan.
"Perebutan kekuasaan dalam negara demokratis seperti Indonesia haruslah melalui pemilu, bukan dengan desing mesiu," ujar anggota Fraksi PDIP DPR RI itu.
Dalam beberapa dekade terakhir, kata Charles, ratusan tokoh politik di Amerika Latin menjadi korban pembunuhan dari lawan politik, kartel narkotika dan kekuatan militer.
Menurutnya, tidak sedikit juga tokoh politik di Timur Tengah yang meninggal dunia karena dibunuh. Sebut saja pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri, yang membawa negara tersebut kepada tradisi kekerasan yang seakan tak berkesudahan.
Anggota Komisi I DPR itu memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada TNI dan Polri yang telah mencegah terjadinya pembunuhan tokoh-tokoh politik dan menjadi benteng terdepan NKRI.
Kesiapsiagaan TNI-Polri dalam menjaga NKRI, lanjut Charles, hendaknya juga diikuti dengan sikap elite yang antikekerasan dan mengedepankan cara-cara bermartabat dalam berpolitik.
"Elite politik seharusnya menyadari bahwa kekuasaan bukanlah segalanya. Sehingga tidak perlu cara-cara jalanan untuk merebutnya. Sebaliknya, sekeras apa pun pemilu sebagai mekanisme perebutan kekuasaan yang sah dalam negara demokratis tidak boleh membawa Indonesia pada sebuah lingkaran setan kekerasan," tandas Charles.
Sebelumnya, Kepolisian mengungkap kelanjutan penanganan perkara kerusuhan pada 21-22 Mei lalu. Sejumlah orang sudah ditangkap bahkan menjadi tersangka termasuk purnawirawan TNI, Kivlan Zen, atas dugaan makar dan kepemilikan senjata api ilegal.
Dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Selasa (11/6), Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ari, menjelaskan soal kaitan Kivlan dengan peristiwa 21-22 Mei dan kepemilikan senjata api.
Namun sebelum Ari memaparkan, salah satu tersangka HK alias H Kurniawan alias Iwan sempat menceritakan Kivlan Zen memerintahkan dirinya membeli senjata. Perintah itu dia terima pada bulan Maret setelah dia bersama rekannya Udin melakukan pertemuan dengan Kivlan di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara.
"Di mana dalam pertemuan tersebut saya diberi uang seratus lima puluh juta untuk pembelian alat, senjata, yaitu senjata laras pendek dua pucuk, dan laras panjang 2 pucuk," kata H Kurniawan dalam video testimoni yang diputar kepolisian.
Selain H Kurniawan, lima orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan senjata api ilegal yang dibawa saat kerusuhan 21-22 Mei yakni AZ, IF, TJ, AD, dan AF. Mereka diberikan target membunuh empat tokoh nasional dan satu direktur lembaga survei pada 22 Mei. H Kurniawan mendapatkan target operasi Wiranto dan Luhut Panjaitan.
Baca juga:
Komisi III Akan Panggil Kapolri Terkait Korban Penembakan saat Rusuh 22 Mei
KontraS Nilai Polisi Lambat Ungkap Pelaku Penembakan Aksi 21-22 Mei
KontraS Desak Presiden Jokowi Bentuk TPF Kerusuhan 22 Mei
Menhan: Tim Mawar Sudah 10 Tahun Selesai, Kopassus Aktif Tak Ada Gitu-gituan
Moeldoko Sebut Tak Ada Tim Mawar dalam Kerusuhan 21-22 Mei