Pedagang daging sapi mogok, penjualan daging ayam ikut lesu
Bukan cuma penjualan daging ayam, tapi bumbu juga turut terdampak menurun.
Aksi mogok yang dilakukan pedagang daging sapi di Kota Bandung berdampak juga terhadap penjualan daging ayam. Paling tidak itu dialami salah satu penjual daging ayam, Erik Gandara (34) di Pasar Kosambi Bandung.
Aksi mogok jualan sesuai imbauan Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Kota Bandung akan berlangsung sampai Rabu (12/8). Itu terjadi sejak Minggu (9/8).
"Terjadi penurunan, yang biasanya motong sehari 400 sampai 600 ekor, sekarang cuma 250 ekor," kata Erik di Pasar Kosambi Bandung, Senin (10/8).
Adapun dampaknya penurunan penjualan lantaran pedagang daging sapi di Bandung banyak memiliki pelanggan para pengusaha bakso.
Biasanya olahan bakso dicampur juga dengan daging ayam. "Itu olahannya, tapi kalau daging di dalamnyakan tetap dari daging sapi," ujarnya.
Bukan cuma penjualan daging ayam, tapi bumbu juga turut terdampak. "Kan orang jadi ga jualan. Terus ya enggak beli bumbu dan lain-lain."
Pantauan merdeka.com di Pasar Kosambi kios penjual daging sapi sama sekali tidak ada aktivitas. Imbuan APDASI benar-benar diindahkan. Hanya ada satu kios yang buka, itu juga menjual kikil dan kaki sapi.
"Saya hanya menjual kikil dan kaki saja. Tidak menjual daging, karena ini merupakan aksi solidaritas," ujar Asep (40) pedagang daging sapi.
Mogoknya kegiatan berjualan ini dipicu oleh melambungnya harga daging sapi pasca lebaran. Per Jumat (7/8) harga daging sapi mencapai Rp 130 ribu/kilogramnya.