Pedagang Mobile Cafe, Terima Sampah untuk Secangkir Kopi
Seorang pedagang kopi keliling (mobile cafe), Novian Dharma Putra (32), yang memanfaatkan motor gerobak sebagai tempat berdagang, punya ide kreatif untuk mengkampanyekan 'jangan buang sampah sembarangan'. Novian menerima pembeli kopi dengan transaksi pembayaran sekantong sampah.
Seorang pedagang kopi keliling (mobile cafe), Novian Dharma Putra (32), yang memanfaatkan motor gerobak sebagai tempat berdagang, punya ide kreatif untuk mengkampanyekan 'jangan buang sampah sembarangan'. Novian menerima pembeli kopi dengan transaksi pembayaran sekantong sampah.
"Bisa menukar sampah sebanyak satu kantong besar itu dengan secangkir kopi. Kopinya terserah, mau pilih arabica atau yang robusta," kata Novian saat menggelar lapaknya dalam pameran Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) di GOR Tawangalun, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (26/6).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
PIRN sendiri digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan peserta 1000 pelajar dari ratusan kota di Indonesia.
©2019 Merdeka.com
Motor Gerobak Novian yang lengkap membawa aneka kopi lokal dan Nusantara, bisa bersanding dengan puluhan pameran karya inovasi dan ilmiah sekolah di GOR karena mendapat undangan dari Forum Banyuwangi Sehat (FBS).
"Kalau saya sendiri sudah menjalani ini (menerima pembelian kopi dengan sampah). Ini sudah kedua kali, saya sendiri dua bulan terakhir setiap hari Jumat menyediakan tukar sampah untuk dapat kopi," katanya.
Sampah-sampah yang sudah terkumpul dari hasil penukaran kopi, akan dijual ke pengepul dan menjadi bahan kerajinan. Ide menerima sampah untuk secangkir kopi, dia lakukan tidak untuk kepentingan bisnis, melainkan edukasi agar bijak memperlakukan sampah.
©2019 Merdeka.com
Sebab bila dihitung, harga kopi yang dijual Rp 8000, sementara nilai sekantong sampah dengan berat rata rata seperempat kilo memiliki nilai jual sekitar Rp 2000.
"Tujuannya untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa sampah itu masih punya nilai. Ketika tahu punya nilai, bergerak untuk tidak lagi buang sampah sembarangan dan bisa membuat gagasan baru terkait sampah," paparnya.
Untuk mengantisipasi kerugian secara bisnis, Novian membuat perhitungan dengan meningkatkan nilai jual kopinya sebesar 5-10 persen untuk mensubsidi diri sendiri melakukan program tukar sampah dengan kopi.
"Harga dinaikkan 5-10 persen untuk subsidi program sampah ini. Harga sampah 2000-3000, kalau harga kopinya 8000," jelasnya.
©2019 Merdeka.com
Sejak membuka lapak pada, Sabtu (23/6) di pameran PIRN sudah ada 6 orang yang menukar sampahnya untuk mendapatkan kopi racikannya.
"Minimal satu kresek merah besar sampah. Kemarin lima orang, hari ini masih satu. Dia pegawai toko mengumpulkan sampah untuk ditukar secangkir kopi," ujarnya.
Sejak akhir 2018 menekuni bisnis kopi keliling, Novian juga aktif memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bernilai dengan seni decoupage hingga membuat bank sampah di tempat tinggalnya, perumahan Agus Salim Residence, Banyuwangi.
©2019 Merdeka.com
"Ini cita-cita almarhum bapak ingin buka warung kopi, saya wujudkan, saya bikin mobile cafe agar semua orang bisa menikmati kopi di mana saja, tidak harus di cafe," ujarnya.
Di motor gerobaknya, Novian membawa aneka kopi Nusantara, mulai dari Papua, Dampit, Toraja, Telemung, Gombengsari, dan Aceh Gayo. Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses menyeduh kopi dengan berbagai alat manual yang tersedia, mulai dari V 60, Moka Pot, Vietnam drip, French Press, Aeropress Coffe hingga manual grinder.
(mdk/hhw)