Pelajar di Sidoarjo rakit kursi roda berbasis android khusus difabel
Kursi roda elektrik itu dirancang khusus bagi kaum disabilitas. Tujuannya, memudahkan bagi kalangan disabilitas untuk memiliki kursi roda empat secara elektrik dengan harga terjangkau.
Empat siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah II Sidoarjo, Jawa Timur, Faza Ghulam Achmad, Rangga Rajasa, Muhammad Fadly Fernanda dan Muhammad Thoriq, ciptakan kursi roda elektrik. Kursi roda itu bisa dikendalikan dengan menggunakan ponsel melalui aplikasi android system and orientation sensor transportation (Ansont).
Kursi roda elektrik itu dirancang khusus bagi kaum disabilitas. Tujuannya, memudahkan bagi kalangan disabilitas untuk memiliki kursi roda empat secara elektrik dengan harga terjangkau.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa calon kakak ipar Syifa Hadju? Aktor ganteng Rizky Nazar memiliki seorang saudari perempuan cantik bernama Rizkina Nazar, yang usianya hanya berjarak 3 tahun dari usianya.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa istri Sidik Eduard? Menikah Dengan Dhea Salsabila di Tahun 2019 Sidik Eduard menikah sama Dhea Salsabila tahun 2019.
"Kami ingin pembuatan kursi elektrik ini dapat dijangkau oleh kalangan disabilitas. Kan kita tau kalau alat kesehatan (kursi roda) tergolong mahal," kata salah satu siswa, Faza Ghulam Achmad, ketika mempraktekkan alat bantu itu, Kamis (13/12).
Menurut dia, pengaplikasian kursi roda itu menggunakan sensor android menggunakan kontrol hanya menggerakkan ponsel. Nantinya akan secara otomatis bisa berjalan layaknya kursi manual.
"Hanya dengan menggerakkan ponsel. Misalkan berjalan ke depan digerakkan ke depan, bisa juga naik dan turun. Kursi roda berkecepatan 14 km/jam," jelasnya.
Hasil karya itu sendiri sudah berhasil meraih juara yakni merit award (2nd winner) dalam 17th APICTA Award 2017 (Asia Pasific ICT Alliance) di Dhaka, Bangladesh.
"Kami bangga pada siswa berhasil meraih prestasi internasional pada 7-10 Desember lalu di Bangladesh. Kreatifitas mereka kami dukung untuk pengembangan," kata Wakil Kepala Kesiswaan SMAMDA Sidoarjo, Yudi Prianto.
Pihaknya pun juga akan melakukan upaya paten di HAKI, sehingga kedepannya bisa teregister dan bisa terua diperbarui.
"Kami mendukung kreatifitas mereka, kami berharap nanti bisa diperbarui hanya menggunakan perintah suara bisa berjalan," harapnya.
Meski demikian, bahan kursi roda bikinan siswa tersebut tidak mengeluakan kocek yang terlalu dalam. Meraka hanya membeli bahan dari Surabaya, dengan harga yang terjangkau. "Kami berharap alat ini membantu bagi kalangan disabilitas," tutupnya.
Baca juga:
Menang lawan Etihad Airways, Dwi Aryani sebut kado untuk penyandang disabilitas
Difabel Dwi Aryani menang gugatan, Etihad Airways divonis bayar Rp 537 juta
Anies sebut fasilitas umum di DKI tak ramah buat kaum difabel
Pesulap tak bertangan ini ciptakan trik kartu sehebat para master
Penyandang tunanetra butuh dukungan kembangkan potensi