Menilik Kecanggihan Kursi Roda yang Bisa Digerakkan dengan Mata, Hasil Inovasi Mahasiswa ITS untuk Manjakan Difabel
Kursi roda yang bisa berpindah tempat dengan menggunakan gerakan mata ini juga cocok untuk lansia
Kursi roda merupakan alat yang sangat bermanfaat bagi difabel dengan keterbatasan gerak. Penggunaan kursi roda memudahkan para difabel melakukan aktivitas sehari-hari.
Mengutip situs karyapratama.co.id, kursi roda yang sesuai bisa memberikan banyak kemudahan. Mulai dari memperlancar gerak, terlibat dalam kegiatan sosial, belajar, dan bekerja.
World Health Organization (WHO) menyebut kursi roda sebagai salah satu alat bantu mobilitas yang paling umum digunakan untuk meningkatkan mobilitas seseorang.
Menurut data WHO, sekitar 10% dari populasi global (650 juta orang) memiliki disabilitas, dan 10% dari jumlah tersebut membutuhkan kursi roda. Dengan kursi roda, individu memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hak asasi secara bermartabat.
Kursi Ajaib
Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan MobiAi, kursi roda yang bisa digunakan dengan menggunakan gerakan mata.
Kursi roda besutan tiga mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS ini memungkinkan para difabel bebas melakukan pergerakan secara mandiri tanpa memerlukan bantuan fisik.
Tiga mahasiswa ITS yang tergabung dalam tim Sambal Telur ini menginovasikan kursi roda untuk penyandang amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
Anggota tim yang terdiri dari Agus Fuad Mudhofar, Sidiq Bimo Pangestu, dan Nabila Mutiara Susetio menuturkan, karya mereka terinspirasi dari mata kuliah Pengolahan Citra.
“Penderita ALS ini mengalami gangguan pada sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang,” ujar Ketua Tim Sambal Telur, Agus, dikutip dari situs its.ac.id, Kamis (17/10/2024).
Tak hanya bisa digunakan oleh para difabel, kursi roda ini juga bisa digunakan oleh lansia yang mengalami penurunan sistem motorik dan mobilitasnya memburuk.
Keunggulan
Kursi roda MobiAi ini menggunakan kamera yang terintegrasi dengan algoritma convolutional neural network (CNN). Penggunaan algoritma CNN ini membantu sistem kendali mendeteksi dan memahami perintah gerakan mata pengguna yang ditangkap oleh kamera.
“Kamera pendeteksi pada kursi roda ini dapat disesuaikan, sehingga tidak akan menghalangi penglihatan pengguna,” jelas Agus.
MobiAi ini juga memiliki keunggulan lain yakni pemantauan jarak jauh. Meskipun masih dalam bentuk prototipe, kursi roda ini sudah menggunakan sistem pelacak yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT). Dengan demikian, segala aktivitasnya dapat dipantau melalui layar komputer secara langsung.
“Situs web ini kami beri nama MobiAi Patient Tracker System yang dapat memantau letak dan histori jalur pengguna kursi roda,” terang mahasiswa asal Pangandaran tersebut.
Agus dan Tim Sambal Telur berharap kursi roda dengan sistem kendali gerakan mata karya mereka dapat dikembangkan lebih lanjut.
“Tidak hanya sebagai prototipe, kami berharap MobiAi ini bisa tersebar dan digunakan di rumah sakit,” tandasnya.