Kreatif Banget, Warga Sumedang Bikin “Truk” Kayu Tanpa Mesin untuk Bantu Ngarit
Alat ini akan didorong saat menuju hutan dan dinaiki saat bak sudah terisi penuh. Cara berjalannya memanfaatkan gaya gravitasi.
Seorang warga di wilayah kaki gunung Cakrabuana, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menciptakan “truk” untuk membantunya mencari rumput alias ngarit. Tak jarang, alat angkut ini juga dipakai untuk mencari kayu di wilayah hutan.
Namun ada hal yang menarik di sana, sebab truk tersebut bukanlah truk sungguhan melainkan rakitan dengan bahan utama kayu. Uniknya, alat tersebut juga bisa dinaiki dan memiliki kemudi layaknya truk sungguhan.
-
Bagaimana Sumarna bisa sukses jadi pembuat mobil-mobilan kayu? Dia tak ingin berpangku tangan, dan kini sukses menjadi pembuat mainan kayu. Sudah tiga tahun terakhir Sumarna berhenti mengemudikan truk. Dia terdampak secara langsung akibat pandemi Covid-19.
-
Apa yang digunakan warga Cipacar untuk membuat kincir air? Bukan dari lempengan baja, melainkan sisa pelek motor yang tak terpakai.Gerakan kincir sendiri muncul dari selokan kecil yang mengalir di bawahnya.
-
Siapa yang punya truk di Dusun Sukamade? Hingga kini, hanya ada satu truk milik seorang crazy rich setempat yang menjadi alat transportasi warga.
-
Kenapa pengrajin di Kampung Cikanyere membuat cobek dari kayu kelapa? Menurut Solih, cobek buatannya ini dia buat dari kayu kelapa yang banyak ditemukan di sekitar tempat tinggalnya.
-
Siapa yang mungkin membuat alat kayu itu? Para ahli menduga alat ini mungkin dibuat oleh Homo heidelbergensis atau bahkan nenek moyang manusia yang lebih tua.
-
Mengapa warga Cipacar membuat kincir air? Aliran listrik masih belum dinikmati oleh beberapa kampung, salah satunya di Cipacar, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Untuk mengatasi hal ini, warga setempat kemudian membuat pembangkit listrik sederhana berbentuk kincir.
Meski secara bentuk menyerupai truk, dengan tempat kemudi dan bak untuk mengangkut barang di belakangnya, alat tersebut memiliki ukuran yang tidak sebesar truk sungguhan. Usut punya usut, "truk" ini sudah dibuat sejak tahun 1980-an dan terus ia rawat sampai sekarang untuk mencari kebutuhan di hutan.
Mengutip kanal Youtube Pelosok Sumedang Rabu (2/10), berikut informasi tentang kreatifitas warga Sumedang yang membuat alat angkut sederhana menyerupai truk selengkapnya.
Bentuknya Mirip Truk
Dalam sebuah tayangan di kanal Youtube Pelosok Sumedang, terdapat seorang pria paruh baya yang tengah mengangkut kayu di wilayah hutan kaki gunung Cakrabuana. Namun, alat yang digunakan untuk mengangkutnya tampak unik dan menyerupai sebuah truk.
Ini terlihat dari bentuknya seperti terdapatnya tempat kemudi, roda untuk berjalan dan bak untuk mengangkut barang. Menurut warga bernama Kusnadi itu, alat ini memang selalu digunakan untuk mengangkut barang-barang berat.
“Ini dibuat sendiri, inspirasinya dari tahun 1980. Biasanya dipakai angkut kayu bakar, rumput,” kata Kusnadi, di kanal Youtube Pelosok Sumedang, dikutip Merdeka.com.
Hanya Dinaiki saat Turun Gunung
Kusnadi mengatakan bahwa alat bernama Viar Cakrabuana, Viar merujuk ke sebuah merek motor beroda tiga untuk mengangkut barang. Namun bentuk kemudinya menyerupai truk.
Biasanya, Kusnadi mendorong alat unik ini dari rumahnya dan akan menaikinya saat bak sudah penuh terisi rumput atau kayu karena jalannya menurun. Jangan salah, karena ia juga melengkapi alat ini dengan rem, layaknya kendaraan pada umumnya dan bisa berjalan melalui gaya gravitasi.
“Kalau dari bawah saya dorong, tapi turunnya baru dinaiki. Ada remnya juga, seperti mobil,” ujar Kusnadi.
Bisa Angkut Beban Berat
Pada tahun 1980-an, alat serupa yang dibuat oleh Kusnadi memiliki ukuran yang lebih besar. Dahulu banyak yang menggunakan alat ini untuk aktivitas berladang.
Biasanya dipakai untuk angkut barang-barang berat, termasuk hewan ternak domba sehingga memudahkan warga sekitar. Sekarang, ia sempurnakan hingga bisa mengangkut orang jika diperlukan.
“Dulu juga istri saya sering ikut kalau ngarit di atas baknya,” kata Kusnadi.
Mayoritas Warga di Pegunungan Pakai Alat Serupa
Sebenarnya fenomena angkutan warga di pegunungan Jawa Barat tak hanya di wilayah kaki gunung Cakrabuana saja. Di wilayah lainnya, seperti Tasikmalaya, Jawa Barat warganya juga membuat alat angkut kayu dan rumput dari sebuah sepeda motor.
Mengutip Youtube Gri Tv, nama alat angkut khas warga pegunungan Tasik itu adalah ojek palang. Ini berasal dari sebuah sepeda motor yang dimodifikasi dengan menambahkan dudukan berbahan kayu untuk mengangkut batang-batang pohon.
Selain itu, alat ini juga bisa mengangkut batu, pasir, semen dan material lainnya dalam membantu pembangunan di wilayah pelosok.
“Ojek palang pengakut kayu di jalan ekstrem Pasir Kerud, Gentong, Kabupaten Tasikmalaya,” tulis keterangan di unggahan video tersebut.
Gunung Cakrabuana Kaya Hasil Alam
Sebagai warga yang hidup di wilayah pegunungan, Kusnadi merasa terbantu berkat “truk” buatannya itu. Ia bisa memanfaatkan hasil alam di gunung Cakrabuana yang memang melimpah dan bermanfaat bagi warga setempat.
Merujuk Wikipedia, gunung Cakrabuana merupakan pegunungan tidak terlalu besar yang berbatasan dengan tiga kabupaten yakni Sumedang, Garut dan Majalengka, Jawa Barat.
Di Cakrabuana terdapat banyak hasil alam berupa tanaman cengkeh, jeruk, sayur mayur dan pepohonan. Bahkan, gunung ini juga menjadi tempat tumbuhnya banyak pohon aren yang bisa dimanfaatkan warga untuk pembuatan gula merah.