Mengenal Timba Pring, Alat Angkut Air Tradisional Khas Warga Indramayu Sebelum Ditemukan Ember
Timba Pring merupakan alat angkut air tradisional khas warga Indramayu
Timba Pring merupakan alat angkut air tradisional khas warga Indramayu
Mengenal Timba Pring, Alat Angkut Air Tradisional Khas Warga Indramayu Sebelum Ditemukan Ember
Bambu sudah dimanfaatkan manusia sebagai alat untuk bertahan hidup sejak ribuan tahun silam.
Unsur pohonnya bisa digunakan secara penuh, mulai dari rebung yang bisa dimasak, batang bambu untuk bangunan sampai daunnya untuk pupuk.
-
Kapan tembikar kuno di Banten Girang ditemukan? Apalagi di sana banyak ditemukan tembikar kuno yang diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga 14.
-
Dimana olahraga tradisional diajarkan di Indramayu? Nantinya ini akan menjadi mata pelajaran tambahan lokal di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
-
Di mana Tari Topeng Kemindu berasal? Di dalam lingkungan Keraton Kutai, terdapat sejumlah tari klasik yang masih lestari hingga kini. Salah satu di antaranya adalah Tari Topeng Kemindu.
-
Dimana perahu nelayan Indramayu dibuat? Terdapat beberapa titik lokasi pembuatan kapal, pertama di wilayah Karangsong, Pasekan dan di Kecamatan Indramayu.
-
Dimana tembikar itu ditemukan? Meskipun situs tersebut hanya berukuran kurang dari 1 meter, 82 pecahan tembikar yang digali selama dua tahun memiliki dampak yang luas. 'Tidak adanya tembikar di Australia, sebagaimana dicatat oleh para pengamat Eropa awal dan terkini, mencerminkan dan digunakan untuk mendukung hierarki evolusi sosial rasis yang mencirikan masyarakat Aborigin sebagai masyarakat yang tidak memiliki kompleksitas budaya,' jelas penelitian tersebut, dikutip dari laman Artnet.
-
Dimana tembikar tertua ditemukan? Arkeolog menemukan 82 pecahan tembikar yang berusia antara 2000 dan 3000 tahun di Gugusan Pulau Kadal (Jiigurru), di lepas pantai Queensland Utara Jauh.
Bahkan, warga Indramayu di masa lampau juga memanfaatkan bambu untuk dijadikan alat angkut air bernama Timba Pring.
Alat ini berfungsi mirip ember dan bisa untuk membawa air dalam proses pengairan kebun palawija.
Timba Pring dan alat angkut air warga Indramayu
Mengutip jurnal Rizki Nurislaminingsih, Wina Erwina dan Asep Saeful Rohman dari Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Timba Pring diketahui menjadi alat angkut air khas warga Kabupaten Indramayu.
Alat ini digunakan oleh masyarakat untuk membawa air dari sumber-sumber seperti sumur maupun sungai.
Timba Pring sendiri dibuat dari batang bambu muda yang dibentuk menyerupai ember memanjang, dan diberi tali dari unsur tumbuhan.
Sebelum ada ember
Tidak diketahui persis kapan Timba Pring ditemukan dan digunakan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu.
Namun yang jelas, alat ini banyak membantu para petani saat belum adanya ember seperti sekarang.
Timba Pring juga diketahui mampu mengangkut hingga berliter-liter air untuk kebutuhan para petani.
Dibuat dari lembaran bambu tipis.
Merujuk Instagram Budaya Kuring, untuk membuat Timba Pring diperlukan batang bambu yang masih muda.
Batang-batang itu kemudian diambil bagian kulit luarnya yang tipis, lalu disusun menyerupai wadah besar.
Kemudian di bagian bawahnya digunakan batang bambu kecil sebagai rangka, yang kemudian diikat kuat.
Walau terbuat dari kulit luar bambu tipis, namun Timba Pring sangat rapat sehingga tidak bocor.
Tersimpan di Museum Sri Baduga
Saat ini, Replika Timba Pring bisa dilihat di Museum Sri Baduga, Bandung, Jabar. Museum ini memang menyimpan berbagai benda yang menggambarkan kehidupan masyarakat Sunda di zaman dahulu. Benda-benda yang dipamerkan di antaranya koleksi arca zaman megalitik, pakaian adat, rumah, perkakas, permainan, dan alat musik tradisional.