Intip Uniknya Tempat Mandi Warga Baduy, Baknya dari Pohon dan Airnya Dialirkan Lewat Bambu
Tempat mandi ini masih tradisional dan menyatu dengan alam.
Tempat mandi ini masih tradisional dan menyatu dengan alam.
Intip Uniknya Tempat Mandi Warga Baduy, Baknya dari Pohon dan Airnya Dialirkan Lewat Bambu
Warga Baduy di pedalaman Lebak, Banten memiliki tempat mandi khas yang masih dirawat. Tempat ini terbuat dari kayu pipih, dengan unsur bambu sebagai penyangganya. Yang unik, baknya dibuat dari kayu utuh serta penyalur airnya berasal dari bambu.
-
Apa yang digunakan Suku Baduy sebagai sabun? 'Ini biasanya digunakan oleh warga Baduy Dalam sebagai sabun wajah, yaitu daun rane,' kata Asep.
-
Apa keunikan rumah Baduy? Masih di kanal YouTube yang sama, warga Baduy memiliki pantangan untuk tidak menaruh kursi maupun ranjang di dalam rumah mereka.
-
Bagaimana cara Suku Baduy menggunakan daun rane? Selesai mandi, daun rane disiapkan lalu ditumbuk halus. Tidak ada durasi pasti untuk menumbuknya. Namun, semakin halus semakin baik. Kemudian daun tersebut bisa diusapkan ke wajah secara merata, sampai seluruh wajah tertutup dengan daun rane halus itu. 'Ini sampai halus, setelah halus dipakaikan langsung ke muka, sambil digosok-gosok, kayak gini, lalu diamkan selama 10 menit, ' kata Asep.
-
Bagaimana masyarakat Baduy menjaga keasrian alam di kampung mereka? Salah satu upaya menjaga keasrian alam adalah melalui kegiatan bertaninya dengan sistem huma. Warga hanya boleh panen satu kali dalam satu tahun, dan merawat tanaman hasil buminya dengan tidak menggunakan pupuk kimia.
-
Di mana bak mandi ditemukan? Bak marmer berusia 1.800 tahun yang disita saat hendak dijual oleh penyelundup artefak sejarah di distrik Karacasu Aydin telah diserahkan ke Direktorat Museum Aphrodisias.
-
Apa yang menjadi ciri khas Tukad Badung? Sekilas, suasana bantaran sungai itu mirip dengan Sungai Cheonggyecheon yang membelah Kota Seoul dan menjadi kunjungan favorit wisatawan mancanegara.
Menurut keterangan di kanal YouTube Pedesaan Baduy yang dikutip Merdeka, Senin (31/7), tempat ini biasa dijadikan sebagai tempat pemandian umum dari warga setempat yang digunakan secara bergantian. Lokasinya yang berada di pinggir jalan, membuat tempat mandi tradisional ini menjadi andalan warga setempat. Penasaran selengkapnya? Berikut informasinya.
Namanya Tampian
Masyarakat adat Baduy sendiri menyebut tempat mandi ini dengan nama Tampian. Tempat ini cukup tertutup sehingga aman digunakan oleh warga adat Baduy. Terlihat dinding papan kayu disusun memanjang, dan diperkuat dengan palang kayu.
Tidak ada unsur modern di Tampian, dan semuanya masih menggunakan unsur tradisional. Ini bisa terlihat dari tidak digunakannya kawat atau pakut untuk menguatkan struktur kayu. “Yah teman-teman, berada di pinggir jalan ya ini, tempat mandinya orang Baduy. Orang Baduy sendiri menyebut dengan nama Tampian,” kata kreator video, di kanal tersebut.
Air Jernih
Saat ditelusuri oleh sang pembuat video, tampak air-air yang megalir jernih ke dalam bak. Air-air itu berasal dari sumber alami di perkampungan mereka. Terlihat beberapa bambu panjang yang melintang di sekitar tempat mandi tersebut. Bambu ini difungsikan sebagai penyalur air dari sumber utama. “Ini airnya dialirkan dari bambu, ya, jadi sumber airnya berasal dari atas gunung, disalurkan lewat bambu, ya,” kata kreator, lagi.
Bak Mandi dari Pohon Utuh
Diketahui baknya cukup unik karena terbuat dari kayu utuh yang dibuat lubang cekung di bagian tengahnya. Kayu pohon yang digunakan juga cukup besar dan lebar, sehingga bisa dijadikan sebagai tempat menampung air.
Masyarakat adat Baduy sendiri menyebut bak mandi dari pohon tersebut dengan nama “Jolang”. Di sekitar jolang juga terdapat ember sebagai penampung tambahan. “Tempat mandinya masih tradisional, ya, ini. Jadi inilah teman-teman, tempat mandi orang Baduy. Ini bak mandinya terbuat dari kayu,” katanya.