Ilmuwan Temukan Artefak Berusia 500.000 Tahun, Menunjukkan Manusia Purba yang Lebih Canggih
Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba.
Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba.
Ilmuwan Temukan Artefak Berusia 500.000 Tahun, Menunjukkan Manusia Purba yang Lebih Canggih
Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba.
Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
Keunikan susunan geologis di wilayah tersebut yang mengalami banjir dan menambah lapisan sedimen dari waktu ke waktu, telah membantu melestarikan benda-benda kayu ini.
Temuan ini menunjukkan bahwa spesies manusia purba lebih canggih daripada yang diduga sebelumnya.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Apa yang unik dari Fosil Manusia Purba? Uniknya dari tiga belas individu ini tidak ada satupun leluhur yang berasal dari luar Afrika Selatan yang menunjukan bahwa keturunan para leluhur di wilayah ini masih terjaga sampai sekarang.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
Alat kayu yang ditemukan ini memiliki modifikasi khusus dengan takik dan ujung meruncing, menandakan penggunaannya yang sangat spesifik.
Bukti ini menunjukkan bahwa spesies hominin purba telah menggunakan alat kayu jauh sebelum Homo sapiens muncul di bumi.
Penelitian ini memanfaatkan teknik penanggalan yang disebut Inframerah Stimulated Luminescence (IRSL).
Teknik ini memungkinkan para ilmuwan menganalisis mineral dalam benda yang terpengaruh oleh radiasi latar belakang.
Dengan mengukur jumlah energi yang terperangkap di dalam bahan dan yang hilang setelah terkena sinar matahari, para peneliti dapat menentukan usia benda tersebut.
Temuan ini mengindikasikan bahwa hominin pada masa itu memiliki tingkat kecanggihan yang lebih tinggi daripada yang kita perkirakan karena mereka sudah menggunakan alat jauh sebelum Homo sapiens muncul.
Para ahli menduga alat ini mungkin dibuat oleh Homo heidelbergensis atau bahkan nenek moyang manusia yang lebih tua.
Penemuan ini juga dapat mengubah pemahaman tentang definisi "zaman batu", karena tingkat kecanggihan alat ini melampaui apa yang biasanya dikaitkan dengan era tersebut.
Arkeolog utama dalam penelitian ini, Larry Barham, menyatakan, “Orang-orang ini melakukan sesuatu yang baru dan besar dengan kayu.
Mereka menggunakan kecerdasan, imajinasi, dan keterampilan mereka untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.”