Arkeolog Temukan Bukti Homo Sapiens Gunakan Busur dan Anak Panah 40.000 Tahun Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya
Bukti batu api yang dijadikan sebagai anak panah ditemukan di gua Prancis.
Bukti batu api yang dijadikan sebagai anak panah ditemukan di gua Prancis.
-
Kapan Homo sapiens awal ditemukan? Selama beberapa dekade, pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dijawab berdasarkan penelitian tulang belulang. Tapi semua fosil Homo sapiens awal yang diketahui oleh ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita temui pada museum khusus.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Di mana Homo sapiens awal ditemukan? Fosil-fosil dari Maroko menunjukkan hal yang sebaliknya. Para ahli paleoantropologi menemukan fosil manusia purba, peralatan batu, dan tulang-belulang hewan yang telah dipotong di sebuah tambang yang terbengkalai di Maroko.
Arkeolog Temukan Bukti Homo Sapiens Gunakan Busur dan Anak Panah 40.000 Tahun Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya
Arkeolog menemukan artefak purba di salah satu gua di selatan Prancis yang disebut Grotte Mandrin. Temuan ini mengisyaratkan Homo sapiens adalah manusia purba pertama di Eropa yag menggunakan busur dan anak panah sebagai senjata.
Sumber: Greek Reporter
Menurut hasil studi para ilmuwan yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, panah digunakan di Eropa hampir 40.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Walaupun penggunaan busur dan anak panah di Afrika sudah ada sejak 70.000 tahun yang lalu, bukti tertua sebelumnya di Eropa ditemukan di Stellmoor, Jerman, dan berasal dari 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.
Para peneliti telah mempelajari situs Grotte Mandrin, yang pertama kali digali pada tahun 1990 dan berisi banyak peninggalan arkeologi yang berusia lebih dari 80.000 tahun.
Artefak ini ditemukan pada tingkat yang disebut “Layer E”, yang diyakini telah dihuni oleh Homo sapiens sekitar 54.000 tahun yang lalu. Tingkat ini terletak di antara lapisan yang dihuni oleh banyak penghuni Neanderthal.
Batu api yang ditemukan di situs Grotte Mandrin menjadi sasaran studi fungsional oleh para peneliti.
Para peneliti menyimpulkan, titik batu api yang ditemukan pada lapisan ini adalah mata panah karena pengerjaannya yang lebih unggul dibandingkan dengan titik dan bilah yang ditemukan pada lapisan yang berdekatan.
Ujung batu kecil merupakan bukti penting, karena komponen lain dari teknologi memanah, seperti kayu, serat, kulit, resin, dan otot, bersifat sementara dan jarang ditemukan utuh di situs Paleolitikum Eropa.
Para peneliti yang melakukan analisis terhadap batu api yang ditemukan di Grotte Mandrin ini menemukan bukti bahwa artefak ini digunakan sebagai mata panah.
Para peneliti menunjukkan, ujung batu api telah digunakan sebagai mata panah dengan membuat perbandingan antara retakan pada titik batu api dan bekas goresan yang diamati pada benda-benda yang ditemukan di dalam gua.
Para peneliti berpendapat, Neanderthal dan Homo sapiens yang menggunakan gua tersebut kemungkinan pernah bertemu di beberapa titik, meskipun sifat pertemuan tersebut tidak diketahui.
“Banyak patahan, meski tidak semuanya, merupakan patahan akibat benturan,” kata salah satu penulis studi dan ilmuwan dari Universitas Aix Marseille, Laure Metz.
Metz menambahkan, patahan tersebut ditemukan di ujung titik. Penemuan ini memperkuat anggapan bahwa Homo sapiens dan Neanderthal berada pada zaman yang sama dan interaksi mereka lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.