Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
Temuan ini menunjukkan tingginya kreativitas manusia purba.
Temuan ini menunjukkan tingginya kreativitas manusia purba.
-
Kapan Homo sapiens awal ditemukan? Selama beberapa dekade, pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dijawab berdasarkan penelitian tulang belulang. Tapi semua fosil Homo sapiens awal yang diketahui oleh ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita temui pada museum khusus.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Dimana fosil Homo sapiens tertua ditemukan? Sebelum ini, fosil Homo sapiens tertua disebut berasal dari 195.000 tahun lalu yang ditemukan di situs Omo Kibish, Etihopia dan berasal dari 160.000 tahun lalu yang ditemukan di Herto, Ethiopia.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
Penemuan terbaru di Air Terjun Kalambo, Zambia, memperkenalkan kita pada hominin awal dengan keterampilan tak terduga dalam pengerjaan kayu, jauh sebelum munculnya Homo sapiens.
Keadaan khusus di Air Terjun Kalambo sangat mendukung pelestarian artefak kayu kuno. Vegetasi subur dan sumber air yang andal membuat situs ini menarik bagi berbagai spesies hominin dalam jangka waktu yang panjang.
Peristiwa banjir periodik mengendapkan lapisan sedimen yang melindungi artefak dari pembusukan dan kerusakan, bertindak sebagai kapsul waktu alami. Endapan berlapis ini memungkinkan ilmuwan untuk membuat kerangka kronologis dan mengaitkan artefak dengan periode tertentu dalam prasejarah.
Dua batang kayu yang saling bertautan, masing-masing sepanjang lebih dari 1 meter, menjadi fokus penelitian ini. Kayu tersebut diidentifikasi sebagai semak willow, spesies umum di sabana Afrika, seperti dikutip dari laman Earth.
Batang kayu menunjukkan tanda-tanda modifikasi seperti bentukan, ujung yang meruncing, goresan, dan kemungkinan bekas terbakar.
Itu menunjukkan manipulasi sengaja dengan teknik yang jarang terlihat pada artefak dari periode ini.
Takik yang disengaja mengindikasikan bahwa batang kayu dirakit menjadi struktur yang lebih besar, mungkin sebagai platform atau tempat berlindung, yang menunjukkan kemampuan kognitif dan teknologi hominin awal yang lebih maju daripada yang diperkirakan.
Menentukan usia struktur kayu sangat penting. Para ilmuwan menggunakan teknik penanggalan Infrared Stimulated Luminescence (IRSL) yang menargetkan mineral feldspar di lapisan sedimen.
Dengan mengukur energi yang terperangkap dalam kristal feldspar sejak terakhir kali terkena sinar matahari, ilmuwan dapat menentukan usia lapisan sedimen dan artefak di dalamnya. Analisis IRSL mengungkapkan bahwa struktur kayu di Air Terjun Kalambo dibuat sekitar 476.000 tahun lalu, pada masa Pleistosen Tengah, sebuah era penting dalam evolusi manusia awal.Usia struktur sekitar 476.000 tahun menunjukkan bahwa pembuatnya bukan Homo sapiens. Keterampilan yang diperlukan untuk pengerjaan kayu ini mungkin dimiliki oleh spesies hominin lain, seperti Homo heidelbergensis, yang hidup pada era tersebut. Namun, kemungkinan adanya spesies hominin lain yang lebih tua dan belum ditemukan juga terbuka.
Koordinasi untuk menciptakan struktur kayu ini mengindikasikan bentuk organisasi sosial dan komunikasi yang berkembang. Hominin mungkin bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan memiliki kepemimpinan untuk menyelesaikan proyek ini. Temuan ini menekankan bahwa kecerdikan, kreativitas, dan keterampilan kolaboratif manusia sudah ada jauh sebelum yang kita duga.